Tuesday, March 27, 2007

LAPTOP UNTUK MASRURI


Foto by Liputan 6.com
SERIUS :
Masruri serius mengamati bidak catur saat latihan untuk persiapan kejuaran dunia di Yunani

Tiga pecatur cilik Indonesia Masruri , Chelsy dan Aston akan berangkat ke Yunani mengikuti kejuaran catur cilik tingkat dunia.Masing-masing pecatur ini telah mendapatkan gelar master dan tidak menutup kemungkinan gelar grand master akan segera diraihnya. Dunia catur nasional tentunya sangat bangga mempunyai talenta-talenta muda yang sangat berbakat ini.
Adalah Masruri Rahmad, master catur cilik yang tingal di Bilangan Kemayoran, Jakarta Pusat ini mempunyai segudang prestasi diolahraga catur sejak usia dini. Ayahnya hanyalah seorang sopir bajai yang mengenalkan catur dan melatihnya selama ini. Kini Masruri bertenger diperingakat 10 pecatur cilik dunia.Sungguh prestasi yang sangatlah membanggakan. Segudang gelar juara yang ditoreh Masruri nyatanya tidak diikuti degan bertambahnya pundit- pundi keuangannya.Kenyataan ini dikisahkan Masruri saat wawancara di Liputan 6 SCTV, Selasa 27 Maret tadi pagi.
Menurut pengakuan Masruri, untuk mengikuti pertandingan saja, ayah dan ibunya harus rela berhutang dengan tetangga untuk sekedar ongkos ketempat pertandingan dan sedikit bekalnya. Tidak ada hadiah uang dalam jumlah banyak yang dibawa pulang Masruri usai menjuarai suatu turnamen catur. Hanya mendali dan pialalah yang menjadi hiburan. Masruri juga mengisahkan pengalamannnya saat Ia mengikuti kejuaran catur tingkat Asean di Ancol tahun 2006 lalu. Ia berhasil merebut beberapa mandali pada kejuaraan ini yang akhirnya membawa Masturi menduduki peringkat 10 pecatur cilik dunia karena akumulasi point yang diperolehnya. Usai bertanding, Masruri malah gundah jauh dari senang karena bekalnya untuk pulang sudah tidak ada lagi. Masruri akhirnya harus jalan kaki pulang dari ancol menuju rumahnya.
Masruri sedih melihat keadaan keluargganya. Prestasinya sampai saat ini belum mampu membantu meringankan beban hidup orang tuannya. Ia terkadang menjadi “iri” dengan atlit bulutangkis seperti Taufik Hidayat yang menjadi “makmur” karena prestasinya. Namun perasaan itu segera ditepisnya dan malah mambuatnya semangat untuk berlatih.Keinginannnya saat ini tidaklah muluk ,Masruri hanya berharap dapat bantuan untuk memiliki buku – buka pelajaran catur dan sebuah komputer yang akan digunakannya untuk berlatih.
Setali tiga uang ,cerita Masruri mungkin juga dialami Chelsy karena kenyataannya Chelsy juga berasal dari keluarga yang kurang mampu. Kisah ini sangat membuat kita terharu, karena prestasi mereka yang membanggakan justru tidak diikuti perhatian pemerintah dan instasi terkait. Mungkin ada banyak Masruri laiinya yang mempunyai segudang prestasi namun miskin perhatian dan juga masih miskin dalam memenuhi kehidupannya.
Tentunya sangat berbanding terbalik dengan para angota DPR yang miskin prestasi tapi banyak menuntut fasilitas. Jika dana pembelian laptop dihibahkan untuk para Masuri – Masruri di negeri ini, tentunya akan sangat bermanfaat. Laptop ditangan Masruri tentu banyak gunannya, sementara laptop ditangan anggota dewan belum tentu ada manfaatnya.

1 comment:

Anonymous said...

Ayo rur, maju terus! Buktikan kalau Indonesia juga memiliki anak2 ajaib!