Sunday, April 8, 2007

LAGI KECALAKAAN KERETA API TERJADI


Foto byMetrotvnews.com

Kereta Api (KA) Tawang Jaya jurusan JakartaSemarang, mengalami anjlok di Surodadi, Tegal, Jawa Tengah, Sabtu 7 April 2007. Kecelakaan ini mengakibatkan 2 orang tewas dan 23 penumpang mengalami luka – luka. Anjloknya KA Tawang Jaya diduga karena kereta melaju melebihi kecepatan yang telah ditentukan.
Lagi wajah transportasi negeri ini ditampar duka. Walaupun kejadian ini hanya menimbulkan 2 orang korban tewas, namun tetap saja ini merupakan tragedy kemanusiaan, karena telah menyebabkan melayang nyawa manusia sia-sia. Sepertinya negeri ini telah terbiasa untuk melihat data statistik untuk mengukur besar kecilnya suatu musibah.
Jika hanya mengakibatkan korban jiwa yang tidak signifikan jumlahnya maka itu berarti “musibah kecil”.Tragisnya korban tewas Seno Ridho Setiawan yang masih balita hanya mendapat santunan Rp 1.000.000, sungguh angka yang membuat bulu roma saya merinding. Segitu murahkan nyawa manusia dihargai.Adalah Eko Widyato (23) ayah Seno yang telah menerima santunan itu dari PT Kerata Api. Sementara menurut Eko belum ada fihak lainnya yang memeberi bantuan.
Adilkah ini….Sistem dan model perhitungan seperti apakah yang digunakan pihak PT KA yang tega mengucurkan angka santunan ini…?. Uang yang Cuma satu juta tentunya hanya cukup untuk biaya pemakaman Seno.
Sungguh seberapapun banyaknya jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk menyantuni korban tewas tentu tidak akan pernah setara jumlahnya dengan harga nyawa. Namun sejatinya jumlah santunan dapat memberikan senyum bagi keluarga yang ditinggalkan untuk sekedar menghilangkan rasa duka.

No comments: