Aneh di negeri yang mempunyai produksi kelapa sawit nomor 2 terbesar di dunia setelah
Seperti biasa pemerintah melakukan langkah-langkah standar dalam menyingkapi hal ini. Operasi pasar menjadi senjata andalan . Namun lagi-lagi metode dan mekanisme pelaksanaan operasi pasar yang melulu itu-itu saja ternyata gagal menekan harga. Malah menimbulkan tanya apakah pemerintah kehabisan cara untuk menekan harga.
Antrian panjang masyarakat yang membutuhkan minyak goreng selalu mewarnai setiap operasi pasar yang digelar. Potret suram nasib rakyat tergambar jelas dalam gurat wajah dan peluh kaum ibu yang mengantri membeli minyak.
Kelangkaan ini menurut para pengamat ekonomi dipicu dengan kenaikan harga jual minyak sawit dipasar internasional. Inilah yang mendorong para pengusaha lebih memilih menjual kelapa sawit kepasar internasional. Kalau hal ini benar sungguh mental kapitalisme yang tidak nasionalis dipertontonkan dengan amat nyata para pengusaha. Padahal para pengusaha itu bisa menikmati kekayaan dan keberhasilannya selama ini tak lepas dari subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Tentu saja uang subsidi dipungut dari pajak masyarakat. Sungguh biadab tindakan tersubut!!
Dari paradigma hukum ekonomi tindakan pengusaha yang menjual minyak sawit ke pasar internasional tidak lah salah , karena harga yang ditawarkan lebih baik yang menyebabkan margin menjadi tinggi. Lagi-lagi apakah melulu hanya demi margin tinggi jadi kehilangan nurani. Sementara jutaan penghuni Bumi
Lagi pemerintah gagal menjamin kelayakan hidup masyarakat. Jangankan untuk menciptakan kesejahteraan untuk memenuhi kebutuhan dasar saja pemerintah tidak mampu.
Dan rakyatlah yang kembali menderita…
Dan kesabaran senantiasa menjadi kekuatan yang sangat mahal hargannya….
Thursday, June 14, 2007
KAPITALIS YANG TAK NASIONALIS
Posted by
Bangaco
at
11:24 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
6 comments:
susah emang, hukum ekonomi makes it all..
harga naik, supply pun naik, apalagi barang2 macem minyak begini, yang reaktif banget ama perubahan harga.. huhu.. toh emang tujuan para pengusaha itu memaksimalkan profit..
oh dilema..
memang hukum ekonomi dan humanisme sangat berjarak, tetapi jika hati nurani dikedepankan pastilah akan lahir kaum kapitalis yang humanis...
Kapan ya Indonesia bisa segera terlepas dari himpitan masalah
kayaknya sistem di indonesia emang ada yang salah nih bang.. so, gimana kalo reformasi birokrasi? ^_*
setuju, bukan hanya salah tapi engga benar...!!!!
susah juga sih bangaco, kapitalisme kan mana peduli ama hati nurani, toh mereka prinsipnya free fight liberalism, huhu, yg kuat makan yg lemah..
susahnya lagi walopun supply ngaruh banget ama kenaikan harga, demand gak banyak berubah terhadap minyak tanah.. cckk.. bner2 dah, cuma anehnya tiap saya di Indo kok gak getu mratiin yah shortages minyak ini.. hhhmm..
buka mata, buka hati jika balik ke indonesia, pasti akan kita jumpai hal-hal aneh....mirisss...menyedihkan...ada juga sedikit menggembirakan....
Post a Comment