Thursday, November 22, 2007

STOCK LAMA LAGI...

Genderang “perang” nampaknya sudah mulai ditaburkan para pelaku politik di negeri ini. Meskipun Pemilu Pilpres baru baru akan terjadi 2009 nanti. Belakangan berita di berbagai media selalu menyentil aktifitas politik para tokoh yang nantinya diperkirakan akan mentas di ajang Pemilu 2009.Mencermati berita yang beradar di media massa nampaknya telah terseleksi nama para tokoh yang nantinya akan bertarung menuju Indonesia 1. Mereka adalah Yusuf Kalla, Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudhoyono, Wiranto, Sultan Hamengku Buwono X, Sutiyoso.
Nama-nama diatas tenntunya muncul bukan dengan sendirinnya, tetapi dihembuskan oleh mesin politik yang menggawangi aktifitas politik mereka. Tampaknnya keberadaan calon – calon independent untuk ikut berlaga dalam pemilu nanti akan semakin tipis. Hal ini dikarenakan mesin politik yang dianggap paling efektiv di negeri ini adalah partai politik.
Dari ke enam nama yang beredar itu,masing masing tentunya telah menyiapkan “peluru” merayu rakyat untuk memilih nya. Peluru-peluru itu akan dilontarkan nya saat masa kampannye tiba. Pastinya peluru yang mereka ramu akan terus di update mengikuti angin politik tanah air. Yang pasti “janji surga” takan dihilangkan dalam resep untuk pembuatan program peluru para kandidat. Skeptis kedengarannya .Bukan tanpa alasan jika kita punya pandangan picik ini karena keenam nama tersebut adalah “stock lama” yang telah terekam track record nya.
Nampaknnya orang-orang muda masih harus bersabar untuk memimpin bangsa ini

Read More......

Tuesday, November 20, 2007

SIAPA MENYESATKAN SIAPA?...

ALIRAN SESAT, sungguh labelling yang meyesatkan. Hakekatnya, manusia itu terlahir penuh dengan "kesesatan". Bagaimana tidak sesat, semenjak lahir kedunia dari rahim sang bunda, kita manusia tidak dibekali apa-apa untuk hidup di dunia.Lantas manusia mulai belajar, mencari panduan hidupnya agar tak sesat arah dan langkah. Diyakinilah agama dan kepercayaan, dijalaninnya ritual dan aturan. Apapun namannya, agama, undang-undah, budaya, tata krama atau lainnya yang akhirnya diamani manusia untuk penunjuk jalan dalam menjalani hidup didunia. Lastas dimanakan logikanya untuk membuat suatu labelling kepercayaan dan keyakinan itu sesat dan menyesatkan.
Keyakinan untuk mempercayai ajaran, kepercayaan, agama, aturan adalah hak mutlak yang dimiliki setiap manusia. Karena kemutlakan itulah pelarangan atas kepercayaan dan keyakinan tidak boleh dan tidak dapat dicampuri oleh siapapun. Karena kebenaran yang hakiki ada nya terdapat dalam diri masing-masing. Kebenaran adalah subjek yang sangat luas parameternya. Kebenaran disatu sisi belum tentu dibenarkan oleh sisi lainnya.Karenanya keyakinan untuk meyakini kepercayaan adalah kebenaran yang harus dihormati oleh setiap individu.

Read More......

Thursday, July 19, 2007

NASIONALISME ALA SEPAKBOLA

Berakhir sudah laga Tim Nasional Sepakbola Indonesia di perhelatan Piala Asia (AFC). Dipertandingan terakhir yang sangat menentukan Tim Nas gagal memetik kemenangan dari Korsel. Sebelumnya Timnas dapat mengguli Bahrain 1-0, dan dikalahkan Arab Saudi 1-2. Jikalau dalam pertandingan terakhir melawan Korsel, Tim Nas mampu membuahkan kemenangan atau minimal bermain seri, maka sejarah akan terukir dimana Tim Nas akan melaju kebabak perempat final Piala Asia.
Pertandingan telah berakhir, keringat para pemain pun telah mengering, hikmah yang membanggakan dari usainya aksi Tim Nas dilapangan adalah rasa cinta yang dalam bangsa Indonesia kepada Tim Nas Sepakbola Indonesia. Sesungguhnya inilah prestasi besar yang telah diukir Tim Sepakbola kita. Meraih kemenangan adalah perkara penting, tetapi meraih jutaan hati orang di negeri ini untuk mendukung, mencintai,sungguh ini adalah keberhasilan dan prestasi yang jauh lebih penting dari sekedar meraih kemengan.Ya Tim Nas telah menang merebut hati bangsa ini.
PSSI sebagai induk yang membidangi sepakbola, tentunya jangan berpuas diri akan ini, terus pelihara kecintaan bangsa ini akan Tim Nas nya dengan sekuat kemampuan memberikan prestasi yang terbaik disetiap laga yang di ikuti.Kecintaan terhadap Tim Nas Sepakbola Indonesia sesungguhnya adalah cermin akan kecintaan rakyat akan Indonesia. Semangat nasionalisme ini terbakar lewat sepakbola. Sepakbola dapat dijadikan simbol untuk menumbuhkan semangat nasionalisme. Dalam sepakbola terdapat banyak filosofi yang dapat dipelajari oleh segenap elemen bangsa ini.Kebersamaan ditengah perbedaan, meraih tujuan tanpa harus meninggalkan jiwa sportifitas, adalah pelajaran yang dapat diterapkan dalam keseharian.
Ayo..bangkitlah sepakbola nasional!
Tunjukan pada dunia bahwa kita mampu dan bisa berprestasi !!!

Read More......

Monday, July 16, 2007

"TEROR" KENAIKAN HARGA

Pertamina berencana menaikan harga elpiji untuk rumah tangga sebesar 60% dari Rp 4.740 menjadi Rp 7.000 per kilogram. Jika ini terlaksana maka harga elpiji yang biasa dikonsumsi kalangan rumah tangga (12 kg/tabung) menjadi Rp 84.000 dari Rp57.000. Pertamina beralasan dengan harga baru inilah Pertamina baru mendapatkan keuntungan. Karena harga Rp 57.000, Pertamina masih nombok untuk subsidi.

Kembali masyarakat yang akan mengalami kesulitan untuk menggapai harga. Bak bola salju, kenaikan pasti akan menggelinding bersama kenaikan-kanaikan disektor lainnya. Belum hilang keterkejutan masyarakat akan kenaikan BBM, minyak sayur, susu, beras, kini harus lagu elpiji naik. Mungkin hitung-hitungan yang dibuat Pertamina memang benar adannya, kenaikan untuk menyehatkan Pertamina dibisnis elpiji ini. Tetapi kenyataan dilapangan justru bertolak belakang karena Pemerintah sedang menggalakkan program konvensi penggunaan minyak tanah menjadi penggunaan elpiji untuk rumah tangga. Sebaiknya Pertamina menunda kenaikan hargasambil menunggu selesainya program konvensi ini. Jika harga gas naik, pasti masyarakat kecil akan kembali memilih penggunaan minyak tanah karena harga gas yang tidak terjangkau. Belum lagi akan menghilangnya pasokan elpiji dipasaran menjelang kenaikan harga akibat ulah spekulan. Ini akan menambah beban psiqologis masyarakat.
Hidup di bumi Indonesia sepertinya tak pernah lepas dari ancaman teror. Bukan melulu teror dari para "teroris", melainkan teror dari kenaikan harga yang semakin membebani. Sementara penghasilan masih belum beranjak naik.
Hari-hari kedepan hidup semakin sulit, mampukah masyarakat bertahan dengan keadaan?

Read More......

Thursday, July 12, 2007

SEPARATIS OH SEPARATIS

Separatis di Indonesia bukanlah isue baru, tetapi tetap saja menjadi masalah yang sangat sensitif. Akhir-akhir ini kian berhembus kencang tentang makin nyatannya gerakan separatis. Memang maping daerah gerakan separatis , masih belum berubah, masi tetap sama. Papua, Maluku, Aceh masih menjadi wilayah Republik Indonesia yang masih bergeliat akan gerakan separatisme. Sebelum nya gerakan separatisme sempat memuncak di Timor-Timur yang berujung lepasnya wilayah itu dari pangkuan bumi pertiwi.
Munculnya insiden Cakalele dimaluku, pengibaran bendera Bintang Kejora di Papua, rencana pendirian partai lokal GAM di Aceh, adalah letupan-letupan yang muncul belakangan ini. Pertanda apakah ini?
Gerakan separatisme umumnya dilatar belakangi dengan semangat melepaskan diri dari NKRI. Gerakan separatisme di Indonesia umumnya dikendalikan dari luar negeri. Para tokoh itu mengandalkan loby internasional untuk menghidupkan sepak terjangnya. Ternyata efektifitas loby mereka cukup berhasil. Ini terbukti dengan campur tangannya negara atau lembaga di luar Indonesia yang "mendukung" walaupun masih samar-samar bentuk dukungannnya.
Memang ini merupakan PR berat bagi bangsa Indonesia. Membumi hanguskan gerakan separatisme rasannya sangat sulit dilakukan dengan waktu yang singkat. Sepertinya pendekatan operasi militer tidaklah terlalu efektif. Karena pastinya kelompok ini akan menggunakan isu pelangaran HAM untuk memperkuat posisi mereka di mata internasional.
Tampaknya benang merah dari munculnya gerakan separatis di Indonesia adalah ketidak adilan. Sistem pembangunan yang salah diterapkan pada masa lalu nampaknya masih melekat di banyak tokoh gerakan ini dan juga pengikutnya. Pembenaran akan "ketidak adilan" ini adalah bahwa secara ekonomi, daerah yang kini di soroti terdapat gerakan separatisme adalah daerah yang jauh dari kata makmur.
Suka atau tidak nyatannya gerakan separatisme di bumi Indonesia ada. Gerakan ini bisa menjadi bom waktu yang siap meledak jika pemerintah dan bangsa ini tidak cermat dan tanggap menepis wacana separatisme. Separatis oh separatis....

Read More......

Tuesday, July 3, 2007

INSIDEN CAKALELE

Pada 29 Juni 2007 lalu, dalam peringatan Hari Keluarga Nasional ke-14 di lapangan Merdeka Ambon, Jalan Pattimura, Ambon, terjadi sebuah peristiwa langka pertunjukkan tarian perang Cakalele dan pengibaran bendera Republik Maluku Selatan (RMS) oleh sekitar puluhan orang di depan para pejabat negara yang didalamnya hadir Presiden SBY diibaratkan suatu bentuk perlawanan yang terang-terangan dari pendukung RMS kepada Republik Indonesia. Pertunjukan tarian Cakalele dan pengibaran bendera RMS sangat membuat SBY marah yang sekaligus merupakan tamparan bagi aparat keamanan yang terkait saat itu. Para pelaku akhirnya dibekuk polisi dan sampai sekarang masih diperiksa intensiv di Polda Ambon.Tarian telah usai diperagakan namun kelanjutan dari tarian Cakalele masih berbuntut panjang. Saling tuding atas siapa fihak yang patut dipersalahkan dan paling bertanggung jawab dengan lolosnya tarian Cakalele dan pengibaran bendera RMS di hadapan Presiden SBY makin menggelinding. Yang paling ramai berpolemik adalah instasi keamanan yakni antara Polisi, Paspampres, KodamPatimura bahkan BIN juga diseret-seret sebagai salah satu fihak yang bertanggung jawab dan dipersalahkan akan kejadian ini. Para polistisi di Senayan banyak menyuarakan untuk pencopotan aparat terkait sebagai bentuk tanggung jawab atas terjadinya inseden Cakalele seperti Komandan Paspampres, Pangdam Patimura, Kapolda Maluku karena merekalah orang-orang yang dinilai paling bertanggung jawab dilapangan. Beberapa hari terakhir ini "perang" urat saraf nampaknya semakin nyata antara Panglima TNI dengan Kepala BIN buntut dari saling lempar tanggung jawab atas insiden Cakalele.Lupakan tentang polemik karena itu akan memakan energi, benang merahnya adalah lemah nya kordinasi aparat terkait dilapangan. Kembali kepada RMS. Sepak terjang nya kali ini dalam pertunjukan tarian Cakalele memang cukup berhasil untuk mengangkat eksistensi RMS dalam skala nasional bahkan internasional. Reaksi kemarahan Presiden SBY memang adalah target utama sebagai bentuk perlawanan RMS kepada Republik Indonesia. Masyarakat Indonesia sebaiknya jangan terjebak dan larut akan kemarahan. Para pendukung RMS adalah saudara-saudara kita sebangsa setanah air yang mungkin hanya ingin menunjukan sikap protes akan ketidak adilan yang mereka dapatkan dari Republik Indonesia selama ini. Pemerintah sebaiknya juga jangan terjebak untuk bertindak represif lalu sekonyong-konyong menggelar operasi militer, itu hanya akan menambah persoalan yang makin meruncing. Dialog adalah kata yang harus dikedepankan antara pemerintah dasn para pendukung RMS. Ketidak adilan pastinya isue yang diangkat RMS selama ini. Wujudkan keadilan, kesejahteraan, pasti akan membuat para pengikut RMS berpaling dan kembali ke NKRI. Semoga.

Read More......

Wednesday, June 27, 2007

BEREBUT KUASA DI JALAN RAYA

Perebutan wewenang siapa yang paling berhak menilang kendaraan antara Polisi dan Dishub (Dinas Perhubungan) kembali mengemuka.Hal ini dipicu dengan adannya kasus penilangan yang dilakukan aparat Dishub terhadap kendaraan pribadi yang melintasi jalur Bus Way di Jalan Letjen Suprapto, Jakarta Pusat , Senin 25 Juni lalu.
Bahkan penilangan yang dilakukan aparat Dishub itu malah menimbulkan insiden perusakan dan pembakaran mobil dinas Dishub oleh masyarakat yang emosi karena merasa kesal atas ulah aparat Dishub atas penilangan yang dilakukan. Massa yang tersulut emosi hingga menyebabkan tindakan anarkis berdalih masuk jalur Bus Way atas izin polisi dan penilangan kendaraan pribadi bukannlah kewenangan aparat Dishub. Sementara aparat Dishub merasa dibekali dengan peraturan derah yang membolehkan mereka melakukan penilangan di jalur Bus Way.
Polisi bertindak cekatan dengan menahan 3 aparat Dishub yang terlibat kasus penilangan di jalur Bus way karena mereka dianggap melanggar UU karena melakukan penilangan yang bukan kewenangannnya.
Akhirnya kasus ini kembali membuka perseteruan antara aparat negara akan siapa yang paling berhak atas penilangan di jalan raya. Polisi dan Dishub merasa mempunyai kewenangan atas tindakan penilangan. Sepertinya UU lalu lintas mempunyai multi tafsir hingga menyebabkan tumpang tindihnya kewenangan tersebut. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut maka masyarakatlah yang akan menjadi korban, karena ketidak pastian akan kewenangan di jalan raya. Jika Aparat saja masih belum satu kata dalam pelaksanaan UU Lalu Lintas, bagaimana dengan masyarakat nya?.
Kenapa penilangan menjadi menarik untuk diperebutkan?. Penilangan adalah tindakan atas pelanggaran yang dilakukan pengendara di jalan raya. Sangsi nya berupa pembayaran denda berupa uang. Nantinnya uang hasil tilang itu masuk ke kas negara, namun praktiknya dilapangan banyak terjadi penyelewengan pada praktik penilangan. Yang paling akrab dengan kita adalah istilah 'uang damai". Nah tampaknya memang faktor uang lah yang menjadi isue utama akan perebutan kewenangan ini. Siapa yang mempunyai kewenangan menilang berarti akan mendapatkan kesempatan mendapatkan uang. Kesempatan berbuat curang, kesempatan melakukan pungutan liar, kesempatan mendapatkan keuntungan pribadi atas nama undang-undang.
Prittttttttttttt....!!!
Ternyata pluit banyak punya arti. Pluit tanda pengaturan, pluit tanda pelanggaran. Tidak hanya itu, membunyikan pluit ada aturannya, membunyikan pluit di jalan juga ada kewenangannyaPrittt..prittt.

Read More......

Tuesday, June 26, 2007

SBY TURUN KE LUMPUR

Kehadiran SBY di Sidoarjo, Senin kemarin untuk memantau perkembangan lumpur Sidoarjo cukup manarik untuk diikuti dan dikritisi. Bahkan Presiden SBY pun "ngantor" di Sidoarjo malah sempat melakukan Sidang Kabinet Terbatas dengan beberapa menteri dan pemerintah setempat. Kunjungan SBY ini bagian dari tindak lanjut pertemuan antara para perwakilan korban lumpur Lapindo di kediaman SBY di Puri Cikeas pada Minggu 24 Juni lalu. Kabarnya Presiden SBY sempat meneteskan air matannya saat mendengar pemaparan para perwakilan korban Lumpur Lapindo. Simpati yang manusiawi telah ditunjukan Presiden SBY dihadapan rakyatnya. Sampai hari ini Presiden masih berada di Sidoarjo untuk memantau langsung situasi terakhir "lautan" Lumpur Lapindo
Namun kehadiran Presiden SBY di Sidoarjo juga layak untuk dikritisi, karena belakanngan ini santer tentang wacana interplasi dari anggota dewan tentang Lumpur Lapindo. Apakah kunjungan ini untuk menetlasir wacana interplasi?. Selain itu kunjungan SBY kali ini juga dinilai beberapa kalangan tidak efektif dan tidak mempunyai agenda kerja yang jelas. Toh semua kebijakan presiden tentang penaganan Lumpur Sidoarjo sudah tertuang dalam Instruksi Presiden yang telah diterbitkan. Justru para pembantu presidenlah yang harus "gesit" menangani masalah ini. Sepertinya para menteri terkait justru berlindung di ketiak presiden dalam masalah Lumpur Sidoarjo. Tidak bisa dipungkiri Lumpur Lapindo membawa persoalan yang berimplikasi sangat luas, baik sosial ekonomi juga politik. Perlu digaris bawahi nampaknya masalah lumpur ini telah diseret kelembah politik. Apalagi dengan semakin dekatnya Pemilu 2009. Para menteri yang notabene adalah representasi dari Parpol tentu akan sangat hati-hati untuk melangkah dalam penyelesaian lumpur di Sidoarjo, karena jika mereka sampai "tercemplung" masalah lumpur panas ini, akan berakibat pencitraan yang tidak baik pada Pemilu nanti.
Mudah-mudahan kunjungan Presiden SBY di Sidoarjo dapat segera mengkongkritkan tindakan pemerintah untuk menanggulangi segala aspek yang diakibatkan dari luapan lumpur panas Lapindo. Lagi-lagi masyarakat para korban lumpurlah yang paling menderita akan musibah ini. Mereka hanya berharap pemerintah segera membantu penyelesaian ganti-rugi atas lahan dan harta yang hilang atas musibah ini. Karena janji telah terucap baik dari mulut pengusaha pengelola Lapindo dan diamini pemerintah. Hari-hari panjang penuh penderitaan telah dilalui warga korban Lumpur Lapindo. Segeralah akhiri penderitaan rakyat. Penderitaan dan kesengsaraan yang makin berkepanjangan bisa menjadi bibit kerawanan sosial yang makin menambah persoalan.

Read More......

Monday, June 25, 2007

REFLEKSI HUT KOTA JAKARTA KE 480

22 Juni, adalah ulang tahun kelahiran Kota Jakarta. Tahun ini usia Kota Jakarta genap 480 tahun. Pesta meriah pun telah dilaksankan di lapangan Monas sebagai simbolis perayaan ulang tahun Kota Jakarta oleh Pemda DKI. Gubernur baru mungkin menjadi kado spesial yang akan diterima warga Jakarta.Mudah-mudahan kado ini berguna dan membawa kebaikan dan perubahan yang berarti pada para penghuni kota Jakarta. Sedikit kembali ke sejarah tentang terbentuknya Kota Jakarta. Menurut Ridwan Saidi, budayawan Betawi, pada tanggal 22 juni pada abad ke 16 ada peristiwa yang mengerikan yakni 3000 rumah orang betawi yang berada dipingir laut di bakar pasukan Fatahillah, akibatnya ribuan orang betawi mengungsi. Hati saya perih, bagaimana mau senang? Apa yang mau kita rayain, ujar Ridwan Saidi (dikutip dari Kompas Sabtu 23 Juni 2007).
Menarik apa yang dikatakan Ridwan Saidi, ternyata tanggal 22 Juni yang dipakai sebagai hari jadi Kota Jakarta adalah hari penuh duka. Bukan bermaksud untuk mempercayai hal-hal diluar logika hingga timbul prasangka ”jangan-jangan kondisi Jakarta yang carut marut karena salah memilih tanggal kelahiran kota” Ah itu hanya prasangaka yang tak mendasar.
Kembali ke kondisi sekarang, Jakarta sebagai Kota Megapolitan dimana terdapat jutaan orang hidup di dalam nya tentu syarat akan kompleksitas masalah. Apalagi Jakarta juga menjadi Ibu Kota negara yang menjadikan Jakarta sebagai cermin Indonesia di dalam maupun luar negeri. Melulu kesehariannya Jakarta masih berputar pada persoalan klasik yang sampai sekarang masih jauh dari penyelesaian. Macet, banjir, polusi, adalah keseharian yang menjadi pemandangan Jakarta. Belum lagi masalah-masalah sosial, ekonomi, bahkan pergeseran moral dan etika pun telah menyatu dengan irama kehidupan di Jakarta.
Sesungguhnya persoalan pastilah dijumpai dikota manapun di dunia, tetapi tentunya ada harapan untuk penyelesaian persoalan tersebut.
Nampaknya di Jakarta solusi dan pemecahan persolan masih belum menunjukan tanda-tanda berakhir. Kita warga Jakarta tidak akan pernah tau kapan Jakarta terbebas dari macet, terbebas dari banjir, terbebas dari polusi, terbebas dari masalah sosial dan ekonomi. Tidak nyaman rasannya hidup tanpa kepastian seperti sekarang ini.
Ya..memang melihat Indonesia cukup dengan melihat Jakarta. Jika Jakarta terbebas dari kemiskinan, pasti Indonesia akan menghapus kata” miskin” dalam kamus track record nya. Karena nyatannya di ”jantung” Negara Indonesia masih banyak rakyatnnya yang masih bertanya ”masih bisa makan kah kita esok hari?”...

Read More......

Wednesday, June 20, 2007

LINDUNGI BURUH MIGRAN

Tindakan kekerasan memang sangat akrab dengan para tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Migran Care menyebutkan sepanjang 2007 saja sudah terjadi 28 TKI yang mengalami tindakan kekerasan.Yang menyedihkan sepanjang 2007 ini sudah tercatat 61 TKI meninggal dunia(metrotvnews.com). Selain karena sakit normal, kekerasan fisik juga diindikasikan menyebabkan sakit yang berakibat kematian.
Kekerasan yang dialami TKI di luar negeri kebanyakan terjadi pada TKI wanita. Karena posisi mereka yang umumnya sebagai pembantu rumah tangga hingga kemungkinan benturan kepentingan dan konflik rumah tangga sangat dekat dengan para TKI wanita ini. Selain kekerasan, pelecehan seksual juga sering dialami TKI wanita. Migran Care mencatat, kasus kekerasan terhadap TKI yang bekerja Arab Saudi dan Malaysia.
Pemerintah seharusnya berperan aktif dalam pengikatan hukum internasional dalam kebijakan penempatan buruh migran di negara yang banyak terdapat kasus kekerasan terhadap TKI.
Depnakertrans RI yang menjadi tumpuan harapan bagi para TKI pun kadang hanya berkutat pada peraturan-peraturan dan kebijakan yang malah memberatkan TKI. Seharusnya lembaga inilah yang berada di garda depan memperjuangkan nasib TKI. Selain Depnakerstrans, Indonesia juga telah mempunyai lembaga BNPPTKI ( Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI) yang seharusnya aktif mengawasi para TKI di perantauan. Dinegara tetangga Philipina, lembaga sejenis BNPPTKI yakni POEA (Philipines Overseas Employment Agency) mencaji contoh yang baik untuk dijadikan refrensi dalam menangani warga negarannya yang menjadi pekerja di luar negeri.
Sungguh perkara yang tidak mudah untuk menekan angka ini. Jangankan di negara lain, kejadian kekerasan terhadap pembantu rumah tangga malah sering juga terjadi di tanah air.

Perlunya perlindungan hukum akan profesi pembantu rumah tangga, dan aturan ketenaga kerjaan yang juga harus menyentuh pada profesi pembantu rumah tangga diharapkan mampu menekan perlakuan tidak manusiawi terhadap mereka.

Read More......

Tuesday, June 19, 2007

SUTIYOSO TEBAR PESONA?

Diakhir masa jabatannya, Gubernur Sutiyoso nampaknya sangat pro kepada warganya.Banyak tindak tanduk dan kebijakannnya yang layak diacungi jempol. Yang terakhir adalah dengan tegas Sutiyoso menolak menandatangani kenaikan tarif PAM jika pelayanan nya masih buruk. Wow sungguh mulia tindakan tersebut. Saat merebaknya sengketa tanah di Meruya, Sutiyoso berada dibarisan depan untuk "pasang badan" jika sampai lahan di Meruya digusur. Juga Sutiyoso menunjukan sikap "Good Guys" terhadap warga korban lumpur Sidoarjo yang berunjuk rasa di Jakarta beberapa waktu lalu. Itu adalah sekelumit aksi Sutiyoso menjelang lengsernya dari "kursi empuk" Jakarta 1.
Malah Sutiyoso mendapat ekspose media yang positif saat "Insiden Sidney" yang melibatkan dirinya menambah citra baik akan dirinya diakhir masa jabatan.
Sesungguhnya sikap baik harus juga direspon positif, namun yang menjadi aneh kenapa perubahan yang signifikan dengan keberfihakannnya kepada warga justru mengental di akhir masa jabatan. Apakah ini hanya sekedar "tebar pesona" untuk kepentingan yang lebih besar?.
Memang telah banyak hal yang dilakukan Sutiyoso untuk Jakarta tetapi banyak juga program dan kebijakanj nya yang dilakukan melukai warga Jakarta. Yang jelas Sutiyoso telah menikmati tahta memimpin Jakarta untuk 2 periode. Bahkan Sutiyoso memegang record menggawangi Ibu Kota dengan 5 presiden yang berbeda.
Dimasa menjelang Pilkada DKI dimana Wakil Gubernur Fauzi Bowo menjadi kontestan pada pesta demokrasi warga Jakarta, tentunya sikap "baik" Sutiyoso kali ini bisa dijadikan dapat di garis bawahi. Apakah ada korelasinya dengan kampanye sang wakil nya. Mudah-mudahan tidak. Mungkin Gubernur Sutiyoso sudah makin dewasa untuk menjadi pemimpin. Sejatinya Pemimpin haruslah berpihak kepada rakyatnya.
Terimakasih Bang Yos dengan apa yang telah Bang Yos berikan kepada Jakarta. Yang Pasti warga Jakarta sudah punya penilaian sendiri atas prestasi Bang Yos selama memimpin Jakarta.

Read More......

Monday, June 18, 2007

AKSI "SPIDERMAN" CERIYATI


Foto by Reuters via Yahoo.com
Diselamatkan:Ceriyati berhasil diselamatkan petugas pemadam kebakaran setelah nekat kabur dari Kondominium Tamarind Lantai 15, Malaysia, Sabtu 17 Juni 2007.

Kabar memilukan nasib pahlawan devisa TKI yang mengadu ringgit di Malaysia kembali terdengar. Ceriyati (34), TKI asal Bresbes nyaris merenggang nyawa karena nekat kabur dari Kondominium Tamarind lantai 15 tempatnya bekerja sebagai pembantu , Sabtu 17 Juni lalu. Dengan menyambungkan dan melilitkan pakaian, Selimut, gorden yang digunakannya sebagai tali Ceriyati keluar dari lantai 15 lewat jendela. Ketika Ia bergantungan diluar lantai 12 kenekatan ceriayati berakhir karena mendapatkan pertolongan petugas pemadam kebakaran Malaysia setelah penghuni kondominium melaporkan kenekatan Ceriyati itu. Untung saja Ceriyati dapat diselamatkan. Jika tidak kematian sia-sia yang akan ia dapatkan.
Tindakan Ceriyati tentu bukan tanpa alasan. Siksaan, pengekangan, sampai hilangnya hak azazi untuk beribadah yang melatarbelakangi aksi "Spiderman" Ceriyati ini. Pengakuan Ceriyati ini dilansir News Strait Times Malaysia edisi Minggu 18 Juni 2007 yang dikutip detik.com.
Kejadian Ceriyati harusnya mendapat perhatian exstra dari pemerintah untuk memberikan kontribusi nyata berupa perlindungan dan pengawasan akan keberadaan para TKI di Malaysia ataupun di negara lainnya. Terlepas dari kenekatan yang "salah" dilakukan Ceriyati, tetap saja kejadian yang menimpa nya adalah tragedi kemanusiaan yang memilukan. Seorang anak manusia yang mencoba bertahan hidup dengan menjadi pembantu rumah tangga di negeri orang mendapatkan perlakuan yang tidak berprikemanusiaan. Bukan hal ini yang di impikan Ceriyati. Dimimpinya pastilah membawa genggaman ringgit untuk dibawannya ke Indonesia yang akan digunakann menafkahi keluarganya dan memperbaiki taraf hidupnya. Sungguh perjuangan yang layak diberi apresiasi.
Tentu kisah Ceriyati bukan yang pertama, mungkin sudah ratusan bahkan ribuan cerita seperti ini tersiar. Malah yang lebih memilukan dari kisah-kisah itu, nyawa para TKI pun kadang jadi taruhannnya. Namun anehnya selalu dan selalu terulang kisah tragedi seperti ini. Semakin aneh juga ternyta masih banyak masyarakat Indonesia yang berminat mengadu nasib di negeri orang dengan menjadi TKI?...
Jika lapangan pekerjaan di negeri sendiri bisa mumpuni, bisa menjadi andalan untuk bertahan hidup ditengah badai krisis seperti sekarang ini, pasti takan ada cerita duka dari TKI di negeri orang, karena telah hilang minat untuk merantau mencari rezeki di luar negeri.

Read More......

Friday, June 15, 2007

"UANG SETORAN " DI AJANG PILKADA

Setelah munculnya 2 kandidat calon gubernur pada Pilkada DKI, berarti makin dekat pula pesta demokrasi di wilayah DKI akan terlaksana. Wacana calon independent dari luar Parpol masih terus didengungkan sambil menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi. Kemungkinan calon independent pada Pilkada yang akan berlangsung 8 Agustus 2007 nanti bakal tak kesampaian, dikarenakan keterlambatan mengankat wacana ini.
Setelah dinyatakan lulus seleksi, kedua pasangan Cawagub yakni Adang - Dhani yang digawangi PKS dan Fauzi-Prijanto yang dimotori Koalisi Jakarta yang merupakan koalisi beberapa Parpol sudah mulai lebih agresif melakukan pendekatan kepada warga DKI dengan metode kampanye "terselubung". dikarenakan belum tiba masa kampanye. Namun dalam kampanye curi mencuri start tampaknya pemandangan lumrah yang dilakukan oleh para kontestan.
Tentu para tim sukses dari kedua pasangan Cawagub ini sedang sibuk memaksimalkan strategi kampanye sementara para Cawagub yang gagal menjadi kontestan pada Pilkada DKI juga tengah sibuk untuk menagih uang yang telah dikeluarkan yang telah mereka setorkan pada Parpol sebagai "uang setoran" untuk memasukan nama mereka pada bursa Cawagub. Sinyalemen "uang setoran" ke Parpol untuk mendaftarkan diri sebagai Cawagub kini tengah ramai diberitakan oleh media. Hal ini tentunya bukan sekedar isapan jempol belaka, karena telah meluncur pengakuan akan "uang setoran" ini dari beberapa orang yang sebelumnya ramai mengisi bursa nama-nama Cawagub yang dihembuskan Parpol.
Sejumlah pensiunan jenderal yang namannya sempat beredar dibursa Cawagub mengiyakan adannya sejumlah "setoran" kepada Parpol.
Jumlah setoran kepada Parpol itu konon bisa mencapai miliaran rupiah. Tentu Parpol membantah akan sinyalemen uang " setoran". Rasannya rakyat yang menonton drama Pilkada ini pasti sudah mempunyai jawaban untuk mempercayai atau tidak akan hal ini.
Ajang Pilkada DKI tentu sangat relevan dengan pribahasa " Jika ingin mendapat ikan besar,umpannyapun harus besar. Untuk mendapatkan posisi orang nomer 1 di Jakarta harus mengeluarkan uang yang besar untuk memuluskan langkah menuju "kursi empuk" .
Tertawa..ya hanya tertawa yang bisa kita lakukan sebagai penonton pertarungan politik yang tidak sehat ini. Yang menjadi pertanyaan apakah jika mereka para nama yang sebelumnya masuk dalam bursa Pilkada itu akhirnya menjadi Cawagub dan bisa mengikuti Pilkada, mereka akan teriak-teriak untuk mengungkapkan bahwa mereka telah mengeluarkan "uang setoran"? Rasa nya hal tersebut sangat tak mungkin dilakukan...
"Sudah jatuh tertimpa tangga" inilah pribahasa yang tepat untuk mengambarkan orang-orang yang namanya sempat beredar pada bursa Cawagub DKI. Sudah tak terpilih menjadi Cawagub, Uang miliaran pun ludes des des...hehehe.

Read More......

Thursday, June 14, 2007

KAPITALIS YANG TAK NASIONALIS

Aneh di negeri yang mempunyai produksi kelapa sawit nomor 2 terbesar di dunia setelah Malaysia, ternyata harga minyak goreng nya mahal dan malah terkadang keberadaan minyak goreng hilang dipasaran. Aneh!!!!
Indonesia mempunyai produksi kelapa sawit sebesar 13 juta ton pertahunnnya. Sedangkan untuk memenuhi pasar dalam negeri hanya dibutuhkan 3 juta ton saja. Dari data ini harusnya minyak goreng menjadi murah atau paling tidak selalu tersedia dipasar.Karena kebutuhan dalam negeri hanya ¼ dari jumlah kemampuan produksi. Pastilah ada yang “tidak beres” jika harga minyak goreng bisa membumbung tinggi. Sekarang ini. Harga minyak goreng curah dengan kualitas rendah yang beredar di pasaran sejak Mai-Juni 2007 sekitar Rp 9500 – Rp 10.000/ kg . Harga normalnya berkisar Rp 6500 – Rp 7000. Yang membuat geram adalah sudah harga nya naik signifikan, ketersedian dipasaranpun cukup langka.
Seperti biasa pemerintah melakukan langkah-langkah standar dalam menyingkapi hal ini. Operasi pasar menjadi senjata andalan . Namun lagi-lagi metode dan mekanisme pelaksanaan operasi pasar yang melulu itu-itu saja ternyata gagal menekan harga. Malah menimbulkan tanya apakah pemerintah kehabisan cara untuk menekan harga.
Antrian panjang masyarakat yang membutuhkan minyak goreng selalu mewarnai setiap operasi pasar yang digelar. Potret suram nasib rakyat tergambar jelas dalam gurat wajah dan peluh kaum ibu yang mengantri membeli minyak.
Kelangkaan ini menurut para pengamat ekonomi dipicu dengan kenaikan harga jual minyak sawit dipasar internasional. Inilah yang mendorong para pengusaha lebih memilih menjual kelapa sawit kepasar internasional. Kalau hal ini benar sungguh mental kapitalisme yang tidak nasionalis dipertontonkan dengan amat nyata para pengusaha. Padahal para pengusaha itu bisa menikmati kekayaan dan keberhasilannya selama ini tak lepas dari subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Tentu saja uang subsidi dipungut dari pajak masyarakat. Sungguh biadab tindakan tersubut!!
Dari paradigma hukum ekonomi tindakan pengusaha yang menjual minyak sawit ke pasar internasional tidak lah salah , karena harga yang ditawarkan lebih baik yang menyebabkan margin menjadi tinggi. Lagi-lagi apakah melulu hanya demi margin tinggi jadi kehilangan nurani. Sementara jutaan penghuni Bumi Indonesia mengantri untuk mendapatkan minyak goreng. Mungkin saja pada antrian itu ada diantara mereka yang mempunyai pertalian darah dari para pengusaha itu, malah siapa tau ada para ibu mereka yang juga kesulitan mendapatkan minyak goreng…..
Lagi pemerintah gagal menjamin kelayakan hidup masyarakat. Jangankan untuk menciptakan kesejahteraan untuk memenuhi kebutuhan dasar saja pemerintah tidak mampu.
Dan rakyatlah yang kembali menderita…
Dan kesabaran senantiasa menjadi kekuatan yang sangat mahal hargannya….

Read More......

Thursday, June 7, 2007

"KUDA HITAM" DI PILKADA DKI

Hari ini Kamis 07 Jini 2007 adalah hari terakhir pendaftaran para calon gubernur yang diusung oleh Parpol untuk bertarung pada Pilkada DKI. Intrik dan manuver politik kentara sekali mewarnai aktivitas politik menjelang berakhirnya masa pendaftaran yang akan ditutup pada jam 24.00 WIB nanti malam. Pasangan Cagub dan Cawagub telah mendaftarkan diri ke KPUD adalah Fauzi Bowo-Prijanto yang diusung beberapa Parpol yang tergabung dalam Koalisi Jakarta, Sedangkan pasangan Adang Dorodjatun- Dani Anwar yang digawangi PKS sampai sore ini belum mendaftar. Begitupun dengan pasangan yang baru muncul Agum Gumelar- Didik J Rachbini yang diusung PKB juga masih belum mendaftar. Tampaknya menjelang detik-detik terakhir masa penutupan pendaptaran para Tim Sukses masing-masing calon gubernur ini masih saling intip kekuatan lawannya.
Yang tak kalah menariknya adalah makin mengerucutnya wacana calon independent diluar Parpol sebagai alternatif calon gubernur. Jika dalam putusan Mahkamah Konstitusi calon independent dalam Pilkada DKI diperbolehkan tentu peta politik akan semakin terbuka dan masyarakat akan semakin mempunyai banyak pilihan untuk menentukan siapa yang akan mengisi orang nomer satu di Ibu Kota. Para kandidat independent pun tengah bersiap diri untuk maju diantaranya pasangan Sarwono-Jefry Geovanie yang memutuskan menjadi calon independent setelah ditelikung Parpol yang sebelumnya mencalonkan pasangan ini. Ada juga nama pasangan Faisal Basri - Rano Karno.
Wacana calon independent inilah yang membuat kubu Cagub dari Parpol menjadi gelisah. Karena calon independent ini bisa menjadi "kuda hitam" saat Pilkada nanti.
Janji tinggal janji tampaknya inilah potret politik yang terpampang di mata masyarakat Jakarta menjelang kampanye Pilkada. Banyak janji, banyak memberi mimpi, banyak memberi harapan tetapi nyatannya banyak mengingkari, banyak mengelabui, banyak menyakiti inilah faktannya.
Masyarakat Jakarta yang kenyang akan janji manis para polistisi yang kebanyakan berasal dari Parpol pastilah dapat tergoda dengan calon independent. Atau jika tingkat kepercayaan kepada politisi makin berkurang maka Golputlah yang menjadi pilihan.

Read More......

Wednesday, June 6, 2007

LEGISLATIF VS EKSEKUTIF

Ketidakhadiran Presiden SBY dalam Sidang Paripurna DPR-RI, Selasa 5 Juni kemarin untuk menjawab interpelasi DPR dalam soal dukungan RI terhadap Resolusi PBB terhadap nuklir Iran tampaknya kembali membuka perang dingin antara lembaga legslatif dan eksekutif.
Interplasi yang dilayangkan DPR terhadap kebijakan pemerintah dalam sikap politik luar negeri kali ini memang adalah hak DPR. Justru mengemuka adalah nuansa politik yang kental dalam menggelindingkan isu interplasi ke kancah politik yang mengakibatkan "ketegangan" politik.
Para politisi di Senayan ini menghendaki presiden dapat hadir langsung guna menjawab hak interplasi DPR. Namun nampaknya Presiden SBY kukuh untuk tidak hadir dan lebih megutus pembantu-pembantu nya untuk hadir dan menjawab interplasi itu di sidang DPR-RI kemarin.
Tentu saja ketidak hadiran presiden ditanggapi miring oleh anggota DPR. Terbukti saat Sidang Paripurna berlangsung "hujan" interupsi yang mempertanyakan ketidak hadiran presiden tiada henti dilontarkan anggota dewan. Sementara para menteri utusan presiden yang hadir mewakili presiden tak diberi kesempatan mengemukakan jawaban presiden atas interpelasi tersebut. Suasana sidang yang memanas akhirnya menyebabkan ditunda nya Sidang Paripurna DPR.
Menanggapi situasi di Senayan, seperti biasannya SBY degan sigap nya menggelar konfrensi pers di Istana pada Selasa sore. SBY sepertinya kekeh untuk tetap tidak hadir dalam Sidang Paripurna Interpelasi nantinnya.
Adu kuat antara legislatif dan eksekutif sepertinya masih akan seru lanjuatan ceritannya. Terkesan interpelasi kali ini berdampak politik yang sangat kuat. Padahal hak interpelasi dan hak jawab inikan sesuatu yang wajar dalam sistem demokrasi kita. DPR mengundang presiden dengan penuh hormat, sebaiknya kehormatan itu dibalas dengan datangnya presiden ke Senayan. Walaupun dalam aturan mainnnya presiden tidak diwajibkan datang, dan boleh mengutus wakil atau pembantunya untuk menjawab interpelasi.
Yang menjadi persoalan adalah kekuatan SBY di parlemen yang sangat tidak signifikan inilah menjadi benang merah memanasnya ketegangan antara legislatif dan yudikatif kali ini. Sebaiknya presiden hadir untuk lebih menunjukan respek kepada dewan karena real politiknya suara kubu SBY di parlemen minoritas. Sementara kalangan politisi Senayan menahan diri untuk membuat manuver politik yang berlebihan menyingkapi situasi ini.
Nampaknya pertarungan gengsi legislatif dan erksekutif belum akan mencair, karena anggota DPR siap menggulirkan interpelasi berikutnya dengan isue lokal. Seperti interpelasi tentang kasus Lapindo atau kasus perjanjian RI dengan Singapura. Kita tunggu saja kelanjutan skenario politik nya. Rakyat hanya mengikuti dan menilai prilaku elite politik. Jika penilaian berbuah positif maka ada kesempatan mereka kita pilih kembali pada hajatan politik di 2009, namun jika penilaian itu minus maka siap- siaplah mereka kita "tendang".

Read More......

Wednesday, May 30, 2007

INSIDEN SUTIYOSO

Berita seputar didatanginya Sutiyoso (Gubernur DKI) oleh PAustralian Federal Police (AFP) menjadi isue sensitif antara pemerintah RI dengan Australia. Insiden "penggerebekan" itu terjadi di Hotel tempat Sutiyoso menginap saat melakukan kunjungan kerja di New South Wales Australia, Selasa 29 Mai 2007. Sutiyoso yang saat itu (jam 16.30 waktu Australia) sedang istirahat dikamarnya tiba-tiba di datangi AFP untuk dimintai keterangan dan diminta hadir dalam sidang pengadilan seputar kejadian di Timor- Timor pada tahun 1975 yang menewaskan 5 jurnalis Australia. kala itu Sutiyoso memang pernah bertugas di Timor-timor.
Tampaknya Sutiyoso marah besar atas kejadian ini. Sutiyoso menolak untuk menandatangani dokument yang diberikan anggota AFP dan langsung meninggalkan Australia pada hari itu juga, sebagai ungkapan protes dengan pemerintah Australia atas insiden ini.
Insiden Sutiyoso ini banyak mendapat perhatian berbagai kalangan dan menjadi isue hangat yang menghiasi halaman media nasional. Banyak fihak yang memprotes tindakan anggota AFP. Departemen Luar negeri pun tengah melakukan klarifikasi dengan Australia atas insiden itu. Tiba-tiba rasa nasionalisme bergairah di banyak dada bangsa Indonesia. Terutama para polistisi yang berada di Senayan sangat aktif protes dengan pemerintah Australia atas kejadian itu. Ya.. nasionalime yang ditampilkan banyak kalangan itu sangat indah dan cukup mengharukan.
Memang layak jika darah nasionalisme kita mendidih melihat ada anak bangsa yang dizalimi di negara lain. Dalam konteks ini kebetulan Sutiyoso yang terkena. Sutiyoso yang merupakan orang "terkenal" pastilah akan dengan sangat mudah diekspose media. Pertanyaannnya apakah jika kejadia seperti ini jika menimpa anak bangsa dari kalangan biasa, seperti para TKW misalnya, akan menjadi isue hangat nasional?..
Pasti Pemerintah Australia mempunyai payung hukum saat "menggerebek" Sutiyoso. Dasar hukum itu adalah Australia telah meratifikasi Perjanjian Stauta Roma 1998 yakni memiliki kewenangan untuk mengadili pelaku dan penjahat HAM . Sementara Indonesia belum meratifikasi.
Nasionalime memang hal baik yang harus dimiliki segenap komponen bangsa. Tetapi nasionalisme seharusnya juga ditempatkan secara proporsional kepada isue apapun baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri. Nada protespun layak kita alamatkan kepada pemerintah Australia lewat jalur diplomatik. Tidak dengan jalan aksi turun kejalan dan berlaku anarkis. Karena hal ini lah yang biasannya dilakukan jika gelora nasionalisme terbakar jika bersinggungan antara Indonesia dan Australia.

Read More......

Thursday, May 24, 2007

PREMANISME BERKEDOK ORMAS

Premanisme berkedok Ormas (organisasi kemasyarakatan) makin marak berkembang bak jamur dimusim hujan. Jakarta yang menjadi kota multi etnis tentu manjadi lahan subur untuk melebarkan sayap para preman berkedok Ormas. Tampaknya isu yang melatarbelakangi terbentuknya Ormas berbasis etnis hanya untuk menjaga eksistensi kelompok tertentu dan penguasaan suatu daerah. Selalu saja yang dikedepankan dalam setiap aktifitas Ormas berbasis kedaerahan adalah fanatisme yang berlebihan dan egoisme lokalitas. Hal inilah yang dapat memupuk dan menjadi pemicu tindakan-tindakan anarkis .
Potret Ormas yang berbasis etnis memang terbilang miring . Dilihat dari aktifitas Ormas tersebut nyata benar bahwa eksistensi dan penguasaan wilayah menjadi hal utama yang mengemuka. Untuk skala kecil , lahan parkir menjadi incaran penguasaan daerah dari Ormas berbasis kedaerahan. Untuk menguasai lahan parkir ini kadang cara-cara kekerasan menjadi solusi utamanya. Contoh terakhir adalah perebutan lahan parkir di Pasar Kebayoran Lama Selasa 22 Mai lalu antara Ormas FBR (Forum Betawi Rempug) dan IKB (Ikatan Keluarga Betawi). Keributan ini menyebabkan tewasnya 2 orang dari kelompok FBR. Akibat keributan ini aktifitas pasar menjadi terganggu dan aksi pamer kekuatan kedua kelompok semakin menjadi. Untungnya polisi sigap membendung pamer kekuatan ini hingga tidak terjadi bentrokan yang lebih jauh lagi. Dari ilustrasi kejadian itu jelas kepentingan ekonomi menjadi pendorong lahirnya ormas berbasis kedaerahan. Tak dipungkiri banyak juga aktifitas sosial dilakukan ormas-ormas ini. Jika "ditimbang", tampaknya kepentingan penguasaan atas area yang mempunyai manfaat ekonomislah yang selalu menjadi prioritas eksistensi Ormas tipe ini, sedangkan aktifitas sosial hanyalah gimmic dan kedok kamuflase aktifitas nya.
Pemerintah melalui Departemen Pertahanan dan Departemen Dalam negeri harus lebih ketat lagi memproses izin-izin Ormas seperti ini. Malah jika dirasa aktifitas Ormas berbasis kedaerahan dirasa tidak bermanfaat maka langkah yang terbaik adalah membekukan izin mereka, dan melarang aktifitasnya. Polisi pun harus aktif mengawasi sepak terjang para Ormas-Ormas yang masuk dalam kategori ini. Karena lagi-lagi masyarakat yang akan menjadi korban, paling tidak masyarakat merasa hidup dijaman sebelum Sumpah Pemuda dikumandangkan. Padahal kita hidup di jaman modern dimana sekat-sekat pemisah manusia dari unsur SARA semakin hilang.

Read More......

Wednesday, May 23, 2007

SATRIA ITU BERNAMA AMIN RAIS


Foto: Asiaweekmegazine
AMIEN RAIS

Katakanlah kebenaran walaupun itu pahit. Mungkin filosofi itu yang melekat di sanubari seorang Amien Rais. Siapa tak kenal sepak terjang beliau baik sebagai seorang akademisi maupun sebagai seorang tokoh politik. Banyak kisah Amien Rais yang telah terdokumentasikan oleh publik. kali ini Amin pun melakukan pembelajaran terhadap bangsa ini tentang kejujuran. Amien mengakui telah menerima aliran dana nonbudjeter DKP (Departemen Kelautan dan Perikanan) yang waktu itu dipimpin Rohmin Dahuri untuk kepentingan kampanye pada pemilu Pilpres 2004 lalu. Kasus DKP memang sedang hangat-hangatnya menjadi sorotan publik karena dana nonbudgeter DKP ini telah mengalir kemana-mana yang terindikasikan suatu tindakan korupsi karena mengunakan keuangan negara bukan pada tempatnya. Kasus DKP inilah yang menyeret Rohmin Dahuri ke meja hijau sebagai tersangka korupsi dana nonbudgeter DKP ini. Dalam persidangan, Rohmin membuka tabir aliran dana DKP. Ia memaparkan kemana saja dana itu disalurkan . Bukti-bukti akan aliran dana itu tercatat lengkap oleh Rohmin . Bukti inilah yang kemudian membuat kebakaran jenggot banyak politisi di negeri ini.
Yang menarik, ternyata aliran dana itu pun hinggap ke pada para peserta kontestan dalam Pemilu Pilpres 2004. Data yang beredar di publik (liputan.6.com) bahwa tim sukses Amien Rais menerima dana Rp 400.000.000, Mega Center menerima dana Rp 208.000.000,tim sukses SBY-Jk menerima Rp 387.000.000, Blora Center menerima Rp 40.000.000, tim sukses Wiranto Rp 20.000.000. Aliran dana inilah yang menjadi bola panas yang menggelinding hingga menjadi komoditas isu politik nasional. Karena jika benar maka para penerima dana ini pun bisa dijebloskan kedalam penjara karena melanggar undang-undang pemilu . Bahkan Presiden yang sekarang berkuasa pun dapat digulingkan kekuasaannya karena Undang-undang Pemilihan Presiden jelas menyebutkan bahwa jika terbukti menerima dana pemerintah, para calon presiden bisa dipenjara maksimal dua tahun penjara dan batal menjadi presiden.
Terlepas benar atau tidaknya aliran dana non budjeter DKP yang hinggap pada para politisi itu, biarlah waktu yang menjawabnya lewat proses pengadilan. Yang pasti langkah Amien Rais yang jujur menyuarakan nuraninnya dan mengakui kalau tim suksesnya menerima aliran dana itu merupakan sikap kesatria. Kejujuran seperti ini sangat langka dan mahal sekali hargannya. Pastilah Amien telah mempunyai hitung-hitungan nya sendiri. Reputasi yang menurun atau bahkan hukuman bui bisa diterima Amien atas kejujuran tersebut. Simpati atas sikap Amien layak kita berikan kepada tokoh reformasi Amien Rais.
Selama berjuang Sang Kancil..!!!

Read More......

RAPOR MERAH POLISI

Polisi tembak penjahat sudah biasa. Polisi tembak polisi baru luar biasa. Inilah faktannya. Kembali Rapor merah ditunjukan personil Polisi. Selama tahun 2007 ini telah terjadi beberapa kasus polisi tembak polisi . Adalah Mantan Kasat Lantas AKP Rony Pasaribu menembak mantan anak buahnya Briptu Hidayat hingga tewas. Usai menembak, AKP Rony melakukan bunuh diri dengan menyarangkan peluru kediri sendiri hingga tewas.Kejadia ini berlangsung di Hotel Asmat, Merauke, Papua, Selasa 22 Mai 2007.
Semenjak Januari hingga Mai 2007 saja telah terjadi beberapa kali polisi melakukan kesalahan fatal mengumbar pelurunya hingga menyebabkan kematian baik kepada rekan polisinya atau non polisi. Kejadian itu diataranya terjadi di Semarang 13 Maret 2007 , Briptu Hance menembak atasannya Wakapolwil Semarang AKBP Lilik Purwanto hinga tewas. Selain menembak rekannya sesama polisi, ada juga kejadian akibat kelalaian penggunaan senjata oleh polisi seperti yang terjadi di Surabaya 2 Mai 2007 Briptu Deny Bagus Harioyono menembak istrinya, yang lebih heboh lagi terjadi di Bekasi, 28 Agustus 2007 Anggota Polres Bekasi Timur Aipda Sahudin Debatara Simamora menembak mati istrinya, Kapten CAJ Adiana Siringgo-Ringgo, setelah menembak, Sahudin lalu mencoba bunuh diri tapi gagal.
Tentu ada sederet kasus serupa yang terjadi melibatkan oknum polisi akibat kelalaian pengunaan senjata api. Insiden penembakan yang dilakukan polisi ini membuktikan adannya masalah di tubuh Polri. Dengan kata lain ada sistem yang tidak berjalan.
Banyak kritik diarahkan kepada Polri untuk menarik senjata yang berada di tangan personil polisi. Tentu ini bukan solusi yang tepat. Janggal juga polisi bertugas tanpa membawa senjata. Senjata adalah alat pengamanan dan pertahanan saat melakukan tugas di lapangan. Jika Indonesia sudah mampu menekan angka kriminalitas berada di titik nol, barulah polisi tidak perlu membawa senjata. Fakta dilapangan bahwa tingkat kriminalitas makin tinggi di Indonesia, apalagi salah satu faktor maraknya aksi kriminalitas adalah masalah kesenjangan ekonomi dan kemiskinan yang masih akrab dengan kebanyakan rakyat. Nah disinilah peran polisi sangat diperlukan untuk melindungi dan mengayomi masyarakat.
Polisi sebagai aparat penegak hukum terdepan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat memang mempunyai tugas yang teramat berat. Tekanan tugaspun bisa menjadi faktor pemicu tindakan Personil polisi diluar kendalinya. Apalagi Polisi mempunyai senjata ditangannya, jika ada faktor pemicu yang mengakibatkan kontrol polisi melemah maka akan sangat mungkin senjata itu menjadi sesuatu yang digunakan untuk memecahkan masalah.
Sepertinya Polri tidak cukup hanya sekedar melakukan tes psiqologi untuk menentukan layak tidaknya personil polisi mengenggam senjata. Terpenting adalah Polri melakukan pembenahan menyeluruh terutama sistem perekrutan , sistem pendidikan dan pembinaan.

Read More......

Monday, May 21, 2007

EKSEKUSI LAHAN MERUYA DITUNDA

Lahan seluas 43 hektar yang dihuni 21.000 jiwa di kawasan Meruya Selatan yang rencananya akan di eksekusi Pengadilan Negeri Jakarta Barat Senin 21 Mai hari ini, ditunda untuk waktu yang belum ditentukan. Keputusan penundaan ini disambut suka cita ribuan warga . Sebelumnya warga Meruya malah telah siap melakukan perlawanan fisik, bahkan warga sudah mulai melakukan persiapan untuk menutup semua akses jalan yang menuju Meruya dalam upaya menghalangi petugas yang akan menjalankan eksekusi.
2 minggu terakhir kasus sengketa lahan antara warga Meruya Selatan vs PT Porta Nigra memang menghangat dan banyak mendapat perhatian berbagai fihak. Penundaan eksekusi ini bukan berarti masalah ini selesai. Penyelesaian secara hukum masih terus diupayakan antara fihak-fihak yang bertikai. Walaupun sebenarnya secara hukum PT Porta Nigra telah memenangkan perkara ini lewat putusan Mahkamah Agung.
Masing-masing fihak memang mempunyai bukti-bukti atas kepemilikan lahan di Meruya. Warga dan Pemda mempunyai sertifikat tanah yang sah, sementara kepemilikan lahan oleh PT Porta Nigra berdasarkan girik.Terlepas siapa yang nantinya akan dimenangkan oleh putasan pengadilan atas kepemilikan lahan ini, tentunya penundaan eksekusi merupakan keputusan yang arif. Karena jika eksekusi jadi dilaksanakan tentunya akan ada bentrok fisik yang dikhawatirkan akan menimbulkan korban jiwa. Karena warga Meruya telah bertekat all out untuk mempertahankan wilayahnya, sementara aparat juga melaksanakan tugas atas putusan pengadilan dan ini legal.
Pastilah akan membutuhkan waktu yang panjang lagi untuk melanjutkan proses hukum atas sengketa tanah ini. Dibutuhkan kesabaran dan kearifan berbagai fihak yang terlibat dalam masalah ini. Legitimasi hukum memang harus ditegakan, namun humanisme juga wajib menjadi pertimbangan untuk melaksanakan proses hukum nantinnya.

Read More......

9 TAHUN REFORMASI


H.M Soeharto

Tepat hari ini 21 Mai, 9 tahun yang lalu, Soeharto turun tahta. Jabatan presiden yang dipegangnya selama 32 tahun berakhir yang ditandai dengan pidato pengunduran dirinya. Tanggal lengsernya Soeharto ini diperingati sebagai peringatan reformasi karena mundurnya Soeharto sebagai presiden adalah menjadi moment terpenting dalam sejarah reformasi di tanah air.
9 tahun berlalu, semenjak reformasi bergulir Indonesia telah berganti presiden 4 kali, Sejak dilimpahkan jabatan presiden dari Soeharto ke Habibie, Lalu lewat pertarungan dramatik di Sidang Umum MPR, Gus Dur terpilih sebagai presiden . Hanya menjabat 2 tahun kemudian Gus Dur dilengserkan parlement dan digantikan Megawati yang waktu itu menjabat wakil presiden. Melalui pemilu 2004 yang merupakam pemilu presiden secara langsung akhirnya mengukuhkan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden RI yang ke 5 .
Gerakan reformasi berhasil merubah ”wajah” Indonesia menjadi negara yang terbuka, yang tidak elergi terhadap kritik dan demonstrasi. Indonesia menjelma menjadi negara demokrasi. Hal inilah yang menjadi kebanggaan dari bergulirnya reformasi selama ini. TIDAK untuk hal lainnya. Kondisi ekonomi yang belum pulih semenjak krisis ekonomi, kesenjangan sosial yang masih mencolok, penegakan hukum yang jalan ditempat, korupsi yang masih menjadi budaya menjadi momok menakutkan pasca reformasi bergulir.
Sejatinya bukan hal inilah yang menjadi tujuan reformasi. Hakekatnya reformasi merubah keadaan yang tidak baik menjadi baik. Nyatannya sampai hari ini masih banyak keadaan yang belum berubah terutama yang berhubungan langsung dengan kebutuhan pokok keseharian rakyat banyak. Masih banyak rakyat yang tidak bisa makan akibat miskin, masih terdengar jerit buruh yang di PHK dan tidak mendapatkan upah yang layak, masih banyak rakyat meninggal karena sakit yang tak terobati akibat tak tersentuh rumah sakit, masih banyak para pemuda yang telah menamatkan pendidikannnya namun masih menganggur, masih banyak pungli yang makin terang-terangan disekitar kita, masih banyak anak-anak berkeliaran di jalan-jalan untuk mengemis, masih banyak dan masih banyak lagi hal lainnya yang belum juga berubah.
Tentu sudah banyak hal yang dilakukan para pemimpin negara pasca lengsernya Soeharto, namun belum juga mampu membuat rakyat tersenyum dalam menjalani harinnya. Masih terlalu berat luka yang hinggap di bumi pertiwi ini. Untungnya rakyat Indonesia di anugerahi kesabaran yang tak terhingga untuk menunggu perubahan itu. Rakyat masih tetap memaksa senyum nya keluar walaupun keadaan sudah tak mewajibkan mereka tersenyum. Akan kah kesabaran ini bertahan?

Read More......

Tuesday, May 15, 2007

TRAGEDI KEMANUSIAAN

Lagi peristiwa mengenaskan terjadi di negeri ini. Senin 14 Mai 2007 kemarin di Kampung Cilangkaraya, Desa Sirna Jaya, Bekasi , Sepasang suami istri Somad (30) dan Titi (40) menempuh Jalan pintas menghabisi hidupnya dengan jalan gantung diri. Kemiskinan, ketidakberdayaannya menghadapi himpitan ekonomi diduga menjadi motifasi mereka menyerah melawan takdir. Tayangan gambar di televisi tentang peristiwa ini sangat jelas bahwa alasan kuat mengakhiri hidup pasangan ini karena ketakberdayaan mereka menghadapi kerasnya hidup. Rumah petak seadannya yang jauh dari layak menjadi potret kuat kemiskinan yang melilit kehidupan mereka.
Tragis,... mereka yang hidup tak jauh dari ibu kota negara yang menjadi pusat ekonomi nasional mengalami nasib seperti ini. Sulit rasannnya menbayangkan percakapan terakhir pasangan ini sebelum mengantungkan diri mereka hingga merenggang nyawa. Mereka mati dalam keadaan lapar, mereka mati dalam keadaan frustasi , mereka tak sanggup lagi menahan kemiskinan yang melekat di kesehariannnya. Orang boleh mencibir tindakan mereka, yang cengeng melawan hidup. Tetapi ini adalah pilihan.Pilihan yang tentu nya salah dari paradigma apapun yang berlaku di dunia. Bagi saya ini adalah tragedi kemanusiaan. Ya tragedi kemanusiaan yang terjadi di Indonesia. Dimana kelaparan, kemiskinan ternyata masih banyak menyelimuti kebanyakan rakyatnya.
Mungkin Somad dan Titi adalah bagian dari rakyat Indonesia yang cengeng. Yakinlah jika kondisi seperti ini masih terus berlangsung , akan kembali bermunculan rakyat-rakyat yang cengeng, yang memilih mengakhiri hidup karena menyerah dengan keadaan.

Read More......

Monday, May 14, 2007

LARANGAN PENGGUNAAN VOORIDJER, SIRINE,LAMPU ISYARAT BAGI KENDARAAN PRIBADI

Pengendara di Jakarta tak lagi diperbolehkan menggunakan vorrijder (pengawalan polisi), sirene,dan lampu isyarat. Mulai hari ini,Senin 14 Mai 2007 Polda Metro Jaya akan menertibkan pelanggaran penggunaan ketiga hal tersebut.
Penggunaan voridjer, sirene,lampu isyarat yang akhir-akhir ini makin marak digunakan para pengendara yang bukan semestinya yang terkadang malah membuat gangguan kenyamanan pengguna jalan lainnnya. Kebanyakan para pengendara yang mengunakan ketiga hal itu untuk sekedar gengsi-gengsian misalnya digunakan untuk mengawal kendaraan pengantin, konvoi kendaraan tidak resmi , Pengawalan para "bos", dan lain nya yang sering kita jumpai hampir setiap hari di jalan ibu kota ini. Padahal ada payung hukum yang mengatur penggunaan hal itu.
Peraturan pemerintah (PP) nomor 43/1993 dan PP nomor 44/1993 mengatur bahwa kendaraan yang diperbolehkan menggunakan sirine dan lampu isyarat adalah kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melakukan tugas,termasuk kendaraan yang diperbantukan untuk keperluan pemadam kebakaran, ambulans, dan kendaraan jenazah,kendaraan petugas penegak hukum tertentuyang sedang melaksanaan tugas,kendaraan petugas pengawal kepala negara ataupemerintahan asing yang menjadi tamu negara. Kendaraan yang juga diperbolehkan menggunakan lampu isyarat warna kuning yaitu, kendaraan yang diperbolehkan untuk membangun,merawat ataumembersihkan fasilitas umum, untuk menderek kendaraan,kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun,libah bahan berbahaya, peti kemas dan alat berat.
Selain itu yang takalah maraknya adalah penggunaan nomor polisi kendaraan pribadi yang menggunakan kode khusus instasi seperti penggunaan kode khusus untuk polisi dan militer atau instansi pemerintahan. Biasanya kode instansi yang sering digunakan nomor polisi kendaraan pribadi itu adalah BP (polisi), BD (TNI-AD), BL (TNI-AL), BU (TNI-Udara), BS (instansi pemerintah). Alasan para penggunana nomor polisi dengan kode khusus ini biasannya seragam yakni keamanan selama mengendara. Karena plat khusus ini dianggap "sakti" dari razia polisi lalu lintas dan juga ditakuti para pelaku kriminal jalan raya.
Yang menjadi pertannyaan adalah, bagaimana dengan mudahnya kendaraan pribadi itu bisa memiliki plat nomor khusus?
Jawabnya tentu kita sudah sama-sama tahu!

Read More......

SENGKETA TANAH YANG ANEH.

Kasus sengketa tanah yang aneh terjadi di Meruya Selatan,Jakarta Barat. Tanah seluas 43 ha yang telah ditempati warga meruya selama ini, tiba-tiba jatuh kepemiliknnya ke tangan PT Porta Nigra melalu keputusan Kasasi Mahkamah Agung (MA) tanggal 1 Mai 2007. Bahkan untuk menindaklanjuti keputusan kasasi ini, Pengadilan Negeri Jakarta Barat akan melakuka eksekusi tanggal 21 Mai nanti.Sengketa antara warga Meruya dan PT Porta Nigra ini, menjadi perhatian media, bahkan kalangan dewan pun tak kalah sigap menanggapi kasus ini. Sengketa tanah ini memang aneh pasalnya warga selama ini mengaku tidak pernah punya sengketa dengan siapapun. Bahkan tidak juga membeli tanah dari PT Porta Nigra,namun tiba-tiba saja kawasan itu yang ditempati hampir 5000 KK atau sekitar 21.000 warga akan dieksekusi berdasarkan putusan MA. Tidak hanya tanah milik warga, tanah milk negara yang di atasnya terdapat fasilitas umum dan fasilitas sosialpun masuk dalam rencana eksekusi.
Suasana di Bilangan MeruyaSelatan menjelang eksekusi semakin memanas karena warga telah bertekad mempertahankan hak miliknya dengan jalan apapun termasuk melakukan perlawanan fisik. Di seputaran Meruya kini ramai dijumpai poster dan spanduk yang bertuliskan penentangan terhadap eksekusi. Setiap malam warga bergilir melakukan siskamling dengan dilengkapi senjata tajam untuk menghindari penyusup ke wilayah yang sedang bersengketa ini. Bahkan jika sampai eksekusi terlaksana, warga akan melakukan blokir seluruh ruas jalan yang akan menuju lokasi . Selain kesiapannnya melawan secara fisik untuk mencegah eksekusi, warga Meruya pada hari ini, Senin 14 Mai juga sudah melakukan pendaftaran untuk melakukan gugatan balik atas putusan kasasi MA yang memenagkan PT Porta Nigra ke PN Jakarta Barat. Hari ini juga komisi II DPR-RI akan memanggil fihak-fihak yang bertikai untuk menegetahui kronologis sengketa tanah ini.
Terlepas siapa yang paling berwenang atas lahan di Bilangan Meruya Selatan itu, keputusan hukum seyognyanya memang harus ditaati oleh siapapun di negeri ini. Namun untuk menunda eksekusi juga harusnya menjadi prioritas utama bagi aparat hukum karena sengketa ini melibatkan ribuan warga pasti sangat besar dampaknya jika eksekusi tetap dilaksanakan. Persoalan seperti ini memang kerap terjadi di negeri ini. Namun kejadian kali ini memang nampaknya nyata anehnya karena warga yang punya sertifikat tanahpun lahannya tak luput dieksekusi. Sertifikat milik warga tentu terjamin keasliannya karena terbukti banyak warga yang telah menjaminkan sertifikat itu ke bank. Selain itu, warga juga membayar PBB atas kepemilikan lahan mereka. Inilah yang menjadi pangkal keanehan sengketa tanah ini. Kalau memang tanah ini dalam status sengketa di pengadilan, kenapa bisa terbit sertifikat tanah warga. Tentu dalam kasus ini kembali menjadi bukti bobrok nya sistem penerbitan sertifikat. Pungli bukan sesuatu yang aneh dalam pengurusan sertifikat. Mungkin "Pungli" inilah yang menjadi benang merah dari carut-marutnya sengketa tanah di Meruya, bahkan di manapun di bumi Indonesia.

Read More......

Saturday, May 5, 2007

ANAK MAKIN AKRAB DENGAN BUDAYA KEKERASAN

Belum usai pemberitaan tentang kekerasan yang terjadi di IPDN hingga menewaskan praja Cliff Muntu yang dianiaya seniornya. Kejadian serupa juga terulang.Kali ini yang menjadi korban dan pelakunya adalah anak dibawah umur. Adalah Edo Rinaldosiswa kelas II SD Santa Maria di bilangan Pondok Banbu, Jakarta Timur diduga tewas dikeroyok empat teman sebaya di sekolahnya Sabtu 28 April lalu.Seorang pelakunya adalah siswa kelas IV SD, sedangkan tiga lainnya adalah perempuan.Bergidik rasannya roma ini mendengar berita itu.Sulit rasannya diterima akal, jika anak-anak ternyata sudah sedemikian akrabnnya dengan budaya kekerasan.
Kematian Edo tidak bedannya dengan kematian Cliff Muntu. Mereka Tewas karena kekerasan yang terjadi di lembaga pendidikan.Kejadian ini memberi gambaran bahwa kekerasa memenag sudah mengakar dan membumi di negeri ini, kapanpun dan dimanapun kekerasan dapat terjadi. Budaya kekerasan yang terjadi pada anak-anak tentunya tidak terlepas dari peranserta orang dewasa yang mempopulerkan budaya ini.
Prilaku orang dewasa yang sering mengumbar kekerasan tanpa disadari akan mudah terekam oleh ingatan anak. Karena anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat.
Tak dapat disangsikan pengaruh media terutama televisi yang memepertontonkan kekerasan kadang tanpa tedeng aling-aling yang paling mudah untuk dijadikan refrensi anak dalam mempraktikan budaya kekerasan. Karena televise lah media yang paling dekat dengan anak. Dengan kejadian ini, perlu kirannya para pengelola televisi menelaah lagi segala tayangan yang dapat menyuburkan budaya kekerasan untuk di review jam tayangnnya atau malah televisi mengharamkan tayangan yang berbau kekerasan. Semata-mata hal ini adalah sebagai rasa tanggung jawab media kepada publik atas efek tayangan yang langsung atau tidak langsung terjadi di masyarakat.
Tentu bukan hanya media yang mempunyai tanggung jawab moral. Akan tetapi kontribusi semua kalangan sangat dibutuhkan untuk mengikis segala hal segala hal yang dapat menyuburkan budaya kekerasan agar kekerasan tidak lagi membumi di negeri ini.
Sekali lagi kejadian tewas nya Edo membuka mata kita bahwasanya kekerasan sudah terlalu dalam bersemayam dalam budaya Indonesia. Padahal bangsa ini dikenal dengan keramahan dan keindahan senyum penduduknya.

Read More......

INDONESIA MASUK GUINNESS BOOK OF RECORD

Nampaknya Museum Rekor Indonesia (MURI) yang dikomandoi Jaya Suprana kalah cepat oleh FAO untuk mencatatkan prestasi Indonesia sebagai Negara penghancur hutan tercepat. FAO badan dunia yang menagani masalah pangan dan pertanian, mengumumkan laju penghancuran hutan di Indonesia pada 2000-2005 merupakan yang tercepat didunia.Setiap tahun rata-rata 1,871 juta hektar hutan hancur, atau 2% dari luas hutan yang tersisa 88,495 juta pada tahun 2005.
Data yang dikeluarkan FAO akan dipergunakan oleh lembaga otorotas pemecah rekor Guinness World Record untuk mencatat Indonesia sebagai Negara penghancur hutan tercepat 2008, yang akan diluncurkan September 2007. Bahkan Greenpeace sudah menerima duplikat rencana serifikasi rekor dunia Guinness.
Menyusul Indonesia, diperingkat ke 2 adalah Zimbabwe dengan tingkat kehancuran hutan 1,7% per tahun.Angka rata-rata kehancuran hutan Zimbabwe seluas 313.000 hektar per tahun dengan luas hutan tersisa 17,54 juta hektar pada 2005. Untuk peringkat ke 3 ditempati Myanmar dengan 1,4% dari luas hutan tersisa 32,222 juta hektar pada 2005 dengan laju rata-rata kehancuran setiap tahunnya mencapai 466.000 hektar.
Pemerintah Indonesia melalui Departemen Luar Negeri (Deplu) mempertanyakan validitas data FAO ini.Nada serupa juga disampaikan Departemen Kehutanan (Dephut) yang mengomentari bahwa penilaian FAO ini sebagai tindakan untuk menjelek-jelekan nama Indonesia dimata dunia.
Memang data ini layak diperdebatkan, darah nasionalisme kita pun pasti akan membara jika predikat yang jelek tentang Indonesia muncul di mata dunia. Namun kenyataan nya memang kerusakan hutan di Indonesia sudah sangat parah terutama akibat penebangan liar yang mengedepankan kepentingan komersil sebagian kelompok.Banyaknya bencana banjir dan tanah longsor menjadi salah satu buktinyata tentang menghilangnya hutan di negeri ini. Pemerintah sepntasnya juga mendengarkan saran LSM WALHI yang menyerukan agar menunda selama 15 tahun penebangan hutan. Karena jeda waktu itu dapat memberikan masa tumbuh hutan di Indonesia. Ayo selamatkan hutan kita!!!!

Read More......

Thursday, May 3, 2007

RESHUFFLE KABINET TINGGAL MENGHITUNG HARI

Reshuffle kabinet nampaknya hanya tinggal menghitung hari, malah kemungkinan hanya dalam hitungan jam Presiden SBY akan segera mengumumkannya. karena SBY sendiri telah mengeluarkan pernyataan reshuffle akan dilakukan awal Mai. Malah hari ini SBY lewat Jubir nya Andi Malaranggeng melarang para pembantu presiden ini keluar kota seperti yang dimuat detik.com. Semakin meruncing nama-nama menteri yang akan akan "tergusur" dalam kabinet Indonesia Bersatu.Menteri yang mengalami gangguan kesehatan diindikasikan kuat pasti akan diganti yakni Menteri Dalam Negeri M Ma'ruf, Meneteri Agama Maftuh Basyum,dan kemungkinan juga Menhan Juwono Sudarsono.Untuk ketiga nama menteri yang mengalami sakit ini, para politis dan masyarakat nampaknya ma'lum adannya.
Namun berbeda untuk menteri yang lainnnya.Para pembantu presiden yang masuk bursa akan dicopot dari jabatannnya adalah: Mensegneg Yusril Ihza Mahendra, Menkum HAM Hamid Awaludin, Menkokesra Abu Rizal Bakrie,Menneg BUMN Sugiharto, Menhub Hatta Radjasa,Menpora Adi Yaksa Daud, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Saefullah Yusuf, Menakertrans Erman Suparno, Menteri Perumahan Rakyat Yusuf Asyari, Mensos Bachtiar Chamsyah.dari nama-nama menteri yang yang beredar ini,nampaknya menempati post-post yang signifikan. Dan umumnya nama-nama ini mempunyai basis politik yang kuat. Apakah nantinya reshuffle kabinet benar murni untuk meningkatkan kinerja kabinet apakah hanya untuk kepentingan politik sesaat. Terutama kepentingan politik menjelang pemilu yang tinggal 2 tahun lagi. Pastinya banyak menteri yang deg-degan mendengar pengumuman reshuffle oleh presiden.Dan para calon pengganti menteri pun takalah deg-degannya juga menunggu kursi empuk dikabinet.

Read More......

PERSOALAN KLASIK DALAM DUNIA PENDIDIKAN NASIONAL

Tanggal 2 Mai Rabu kemarin, adalah hari pendidikan nasional. Dan ternyata masih saja dunia pendidikan Tanah Air Hari mengalami masalah yang sama dari tahun ketahunnya. Persoalan yang paling klasik adalah kurikulum yang selalu berubah-ubah dan kurangnya anggaran yang disiapkan pemerintah.
Presiden SBY saat kampanye Pilpres lalu pun menjanjikan akan menaikan anggaran pendidikan, toh kenyataan nya sampai saat ini janji itu masih belum terwujud. Memang ada peningkatan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN, namun praktiknya anggaran itu belum juga terealisasi padahal Mahkamah Konstitusi sudah mengesahkan keputusan itu pada uji materi undang-undang pendidikan.
Memang issue seputar dunia pendidikan menjadi salah satu senjata yang ampuh untuk menarik simpati massa saat kampanye. Selalu didengungkan tentang kenaikan angaran pendidikan, kesejahteraan guru, Pengangkatan guru honorer menjadi pegawai negeri menjadi retorikayang kerap didengungkan para kontestan saat kampanye.Namun kembali janji tingalah janji jauh dari bukti.
Berkaitan dengan angaran, potret muram dunia pendidikan nasional ini tercermin di Jakarta. Menurut Pemda DKI ada sekitar 220 gedung SD dan SMP yang rusak, dan baru 9 sekolah yang diangarkan untuk direnovasi.Bayangkan Ibu Kota Negara saja mempunyai masalah seperti ini, bagaimana dengan daerah –daerah lainnya, apalagi daerah terpencil di bumi pertiwi ini.
Persolan lain yang kembali mengemuka pada peringatan hari pendidikan nasional kali ini, banyak fihak menyoroti tentang keefektipan pelaksanaan ujian nasional. Apakah hanya sistem ini yang dianggap sesuai untuk menentukan kelulusan para siswa untuk menempuh jenjang yang lebih tinggi.Sistem penilaian yang dianggap tidak transparan,kebocoran dan kecurangan pada pelaksanaan ujian nasional menjadi catatan penting untuk mengkaji keefektipan ujian nasional.Harusnya pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional berani melakukan terobosan untuk mencoba metode selain ujian nasional.
Semoga ditahun-tahun yang akan persoalan klasik itu tidak terdengar lagi, berganti dengan makin membaiknya mutu pendidikan nasional. Amien...

Read More......

MEMBURU KORUPTOR LEWAT GERBANG EKSTRADISI

Setelah melalui proses perundingan yang ukup panjang, Perjanjian Ekstradisi Indonesia dan Singapura akhirnya ditandatangani, Jumat 27 April lalu di Tampaksiring, Bali.Perjanjian ekstradisi ini disambut positif berbagai fihak karena dapat membuka jalan bagi Indonesia untuk menjangkau para tersangka pelaku kejahatan ekonomi yang di duga banyak bersembunyi di Singapura.
Memang proses perundingan ini berjalan cukup alot dan mandek semenjak dimulainya lagi pada awal 2005 karena perbedaan kepentingan kedua negara.Kemandekan itu dipacu karena Singapura menghkawatirkan isi perjanjian ini membuat negara ini kurang menarik lagi secara ekonomi.Akhirnya keputusan politik sudah diambil kedua Negara.Perjanjian ekstradisi dengan Singapura merupakan babak baru bagi aparat keadilan untuk memanfaatkan momentum ini untuk memburu para tersangka koruptor dan juga mengembalikan asset-aset koruptor itu ke Indonesia.Yang menarik dari isi perjanjian ini adalah dimasukannya 31 jenis kejahatan atau sedikit lebih rendah dari perjanjian serupa yang dibuat Indonesia dengan Australia pada tahun 1994 yang mencakup 33 jenis kejahatan. Ketentuan dalam ekstradisi ini berlaku surut, dengan menggunakan istilah “retrospektif”15 tahun sehingga para koruptor BLBI yang tersangkanya diduga banyak bersembunyi di Singapura dapat segera diekstradisi ke Indonesia.
Bagi Indonesia perjanjian ekstradisi ini sangat penting artinya,jauh lebih berarti dibandingkan dengan perjanjian ekstradisi dengan negara lain. Singapura selama ini takdapat dipungkiri sebagai negara tujuan pelarian buronan koruptor yang memanfaatkan celah hukum untuk berlindung dari kejaran hukum Indonesia.Selama ini para pelaku kriminal itu sulit disentuh oleh pemerintah Indonesia, karena langsung atau tidak langsung pemerintah Singapura sepertinya memberikan kemudahan bagi koruptor ini hidup di Singapura. Salah satu kemudahan itu adalah dengan menunda-nunda persetujuan perjanjian ekstradisi. Hal ini disinyalir karena para pelaku kriminal yang hijrah ke Singapura membawa aset yang cukup banyak. Dengan telah ditandatangani perjanjian ekstradisi, bukan berati hambatan pemulangan koruptor itu selasai, masih banyak celah hukum yang dapat diterobos akal bulus para koruptor, karena kompleksistas masalah hukum yang berbeda pada kedua negara ini.Kita berharap aparat hukum segera tanggap untuk menambal lubang-lubang hukum yang bisa dimanfaatkan koruptor dari proses ekstradisi. Yang takkalah pentinggnya adalah agar aparat tidak mudah lagi diimingi “sogokan” jika para penjahat koruptor itu telah berhasil dipulangkan ke Indonesia. Karena justru disinilah hal rawan itu terjadi, lagi-lagi uang dalam jumlah besar yang selalu jadi senjata para koruptor untuk melakukan kolaborasi dengan aparat menyelamatkan diri dari hukum di Indonesia. Semoga perjanjian ini takternodai oleh sikap tidak professional aparat terkait.Semoga!!

Read More......

SEPARUH NEGERI INI RAWAN MALARIA

Hampir separuh atau sekitar 49,6 % penduduk Indonesia tinggal diwilayah resiko penularan penyakit malaria tinggi.Sebanyak 310 kabupaten terindikasi rawan penularan penyakit malaria. Daerah endemis malaria itu kebanyakan di provinsi Papua,Irian Jaya Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur.Terutama daerah-daerah yang jauh dari jangkauan, terpencil,tertingal,miskin dan sulit menakses layanan kesehatan. Pernyataan ini diungkapkan Deputi Principle Resipient the Global Fund AIDS Tuberculosis-Malaria (GF-ATM) Dr.Ferdinand J Laihad yang dikutip dari KBN Antara. Masih menurut Ferdinand, jumlah kasus malaria di Tanah Airjuga masih tergolong tinggi yakni sekitar 10 juta kasus klinis dan 3 juta kasus positip pada 2006.
Selama 2006-2007 kejadia luar biasa (KLB) dan peningkatan kasus malaria secara bermakna juga terjadi di delapan kabupaten dibeberapa provinsi termasuk Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, SumateraUtara dan Jawa Tengah.
Data yang diungkapkan Ferdinand tentu saja membuka mata kita bahwa ternyata kita hidup di Negara yang “ kaya akan ancaman”. Bayangkan hampir setengah luasan Negara ini terindikasi rawan epedemi malaria, Sungguh mengerikan ancaman ini, karena serangan malaria dapat menyebabkan kematian.
Ya..di negeri kaya ancaman ini kita hidup. Baru satu data tentang malaria saja sudah membuat saya tercengang akan rawannya tinggal di Indonesia. Belum lagi data-data yang lain yang serupa issue nya tentang kerawanan . Tentang rawan pangan, rawan bencana, rawan korupsi, rawan kecelakaan trnsportasi, rawan ketidak adilan, dan masih banyak kerawanan lainnya yang pastinya secara data akan mempunyai nilai yang tinggi. Faktor alamkah yang menjadi pemicunya?..sepertinya tidak. Keyakinan saya akan kerawanan ini adalah akibat kelalaian penghuni negeri ini. Terutama kelalaian penguasa negeri dari pusat sampai kelevel bawah yang salah merawat negeri nya dan salah mengurus rakyatnya.

Read More......

Friday, April 27, 2007

PENCULIKAN MAHASISWA LAGI TREND


Kampus Trisakti

Yang sering terjadi biasanya penculikan terhadap anak-anak. Nampaknya trend ini mulai tergantikan dengan penculikan orang dewasa. Ramai diberitakan tentang terjadinya penculikan mahasiswa Trisakti, beberapa waktu lalu. Adalah mahasiswa Teknik Indudtri Universitas Trisakti yang menjadi korban penculikan. Kejadian ini dikabarkan lewat milis-milis, hingga akhirnya menjadi perhatian berbagai fihak atas kejadian ini.Ini adalah posting awal yang beredar diberbagai milis yang mengabarkan kejadian penculikan tersebut:
Guys, ini kejadian benar2 terjadi.PENCULIKAN MAHASISWA TRISAKTI DENGAN MOTIF TEBUSAN UANG TUNAI 20 JUTA.Hari Senin tgl 16 April 07, jam 8 malam aku ditelpon temanku sambilnangis, katanya adiknya yg usia 19thn, cowok, mahasiswa trisaktijurusan Teknik Industri diculik dan diminta tebusan sebesar 20 juta.Yang ditelpon untuk diminta tebusan adalah orang tuanya di daerahSukabumi.Anak tersebut kos di daerah Tawakal 7, Grogol, sekitar jam 4-5 sore.dia jalan kaki ke arah STIE Trisakti, tiba2 dicegat 2 anak muda danmarah2 karena menuduh anak tersebut memukul temannya.Kebetulan adik teman saya ini anaknya pendiam, tidak rese, dan pemalu.Dia kaget, dan tahu2 ditodong pisau di punggungnya, dan dalam waktubeberapa detik, sudah ada taxi, dan dia didorong masuk.Kakaknya melapor ke Polsek Mediteranian Tg Duren, dan diterima oleh Bp. Roni.
Mereka menanggapi dengan sangat cepat.Sekitar pukul 10.30, kami semua meluncur ke arah Depok (lokasi terakhir yang dilacak berdasarkan kordinat terakhir lokasi penculik menelepon).Kami diajak oleh team buser yang berangkat sama2 dari Tg Duren tsb ke
suatu lokasi yang bersemak ilalang sangat tinggi di area Depok.
Serem guys,,,,
Bayangkan aja di tengah semak ilalang tinggi n gelap tersebut, sekitar
jam 11.30 malam, ada tukang baso nongkrong gelap2!
Polisi menginfokan itu bisa jadi salah satu sindikat penculik tsb.
So karena tidak ketemu kami mutar2 di beberapa lokasi yang dicurigai
sesuai kordinat penelpon.
Kami diajak oleh team buser yang berangkat sama2 dari Tg Duren tsb kesuatu lokasi yang bersemak ilalang sangat tinggi di area Depok.Serem guys,,,,Bayangkan aja di tengah semak ilalang tinggi n gelap tersebut, sekitar jam 11.30 malam, ada tukang baso nongkrong gelap2! Polisi menginfokan itu bisa jadi salah satu sindikat penculik tsb. So karena tidak ketemu kami mutar2 di beberapa lokasi yang dicurigai sesuai kordinat penelpon.

Akhirnya jam 3 kami menunggu di Terminal Depok, karena s/d jam 2 pagi,
org tua korban di sukabumi sudah tidak tahan lagi dan mentransfer
semua jumlah yang diminta, 20 juta rupiah.
Jam 3 lewat , org tua korban di telpon dan diinformasikan oleh
penculik bahwa korban telah dilepas dan jgn takut karena tidak
disentuh sedikitpun.
Hubungan telepon sama sekali terputus setelah jam tersebut.
Jam 4.15 pagi, korban menelpon kakaknya yang masih bersama polisi di
Terminal Depok dan menginformasikan bahwa dia sudah berada di Kos.
Kami semua langsung berangkat ke Kos korban.
Dia sangat ketakutan dan tidak berani memberikan info apapun ke polisi.
Syukur, anak tersebut tidak dipukul, disiksa atau diberikan apapun
yang merugikan fisik korban. Mungkin secara mental dia masih shock
berat.Hari ini saya menerima berita lagi dari kakak korban, hari Rabu
kemaren ada satu anak cowok lagi yang diculik.
Minggu lalu tgl 9 April 1 anak cowok diculik dan dilepas setelah org
tuanya membayar tebusan sebesar 15juta, tapi anak tersebut dipukuli
sebelum dilepas.
Guys, ini adalah kejadian nyata, buat yg punya adik, kenalan, sodara
atau siapapun juga, yg berlokasi kos / tinggal di area ROXI-GROGOL-
Tg.DUREN (LOKASI KAMPUS UNTAR-UKRIDA-TRISAKTI), kalau bisa terutama
anak2 yg belum familier dengan kondisi Jakarta, JGN PADA SAAT JAM SEPI
BERJALAN SENDIRIAN...
Guys ini ga maen2 loh, karena dari 1 bulan sekali menculik, sampai
saat ini sudah menjadi 2x seminggu terjadi penculikan dengan modus
serupa.
Harap disebarkan kepada teman2 yang lain ya

Informasi ini tampaknya bukan isapan jembpol karena Polsek Jakarta Barat membenarkan adanya peristiwa ini.Ternyata kejadian ini bukan kali pertamannya. Beberapa hari ini dibeberapa milis malah banyak posting yang menceritakan tentang kejadian serupa yang dialami si pengirim di kawasan Grogol, seputran Kampus Trisakti . Berikut adalah salah satu posting yang beredar dari milis Mediacare:

Akhirnya jam 3 kami menunggu di Terminal Depok, karena s/d jam 2 pagi,org tua korban di sukabumi sudah tidak tahan lagi dan mentransfer semua jumlah yang diminta, 20 juta rupiah.
Jam 3 lewat , org tua korban di telpon dan diinformasikan oleh
penculik bahwa korban telah dilepas dan jgn takut karena tidak
disentuh sedikitpun.
Hubungan telepon sama sekali terputus setelah jam tersebut.
Jam 4.15 pagi, korban menelpon kakaknya yang masih bersama polisi di
Terminal Depok dan menginformasikan bahwa dia sudah berada di Kos.
Kami semua langsung berangkat ke Kos korban.
Dia sangat ketakutan dan tidak berani memberikan info apapun ke polisi.
Syukur, anak tersebut tidak dipukul, disiksa atau diberikan apapun
yang merugikan fisik korban. Mungkin secara mental dia masih shock
berat.Hari ini saya menerima berita lagi dari kakak korban, hari Rabu
kemaren ada satu anak cowok lagi yang diculik.
Minggu lalu tgl 9 April 1 anak cowok diculik dan dilepas setelah org
tuanya membayar tebusan sebesar 15juta, tapi anak tersebut dipukuli
sebelum dilepas.
Guys, ini adalah kejadian nyata, buat yg punya adik, kenalan, sodara
atau siapapun juga, yg berlokasi kos / tinggal di area ROXI-GROGOL-
Tg.DUREN (LOKASI KAMPUS UNTAR-UKRIDA-TRISAKTI), kalau bisa terutama
anak2 yg belum familier dengan kondisi Jakarta, JGN PADA SAAT JAM SEPI
BERJALAN SENDIRIAN...
Guys ini ga maen2 loh, karena dari 1 bulan sekali menculik, sampai
saat ini sudah menjadi 2x seminggu terjadi penculikan dengan modus
serupa.
Harap disebarkan kepada teman2 yang lain ya

Sebenarnya modus operandi seperti ini bukan hal baru. Kira-kira tahun 1995 dulu, saya pernah bertemu komplotan dengan modus seperti itu. Kejadiannya di terminal grogol, saat saya baru turun dari bis, ada 2 orang berjalan ke arah saya, dan bertanya, apakah saya melihat peristiwa pemukulan terhadap salah seorang teman mereka kemarinnya. Dan saya bilang saja kalau kebetulan kemarinnya saya tidak ada di sana, jadi tidak tahu menahu ada kejadian apa. Dan salah seorang dari mereka mulai mencoba mengintimidasi saya dengan berkata agak keras "bukan kamu yang melakukan ?". Dan saya hanya tertawa dan bilang, apa mungkin dengan postur tubuh saya yang kecil ini sanggup memukul teman mereka, yang saya yakin gak kalah besar dengan mereka. Mereka lalu berjalan pergi, dan ternyata di belakang masih ada banyak teman-teman mereka. Dan mungkin juga diantara teman2 mereka ada yang mengenali saya yang saat itu buka tempat fotocopy tak jauh dari kampus Untar dan Trisakti, sehingga mereka mengurungkan niatnya ngerjai saya.Saat itu saya masih tidak tahu kalau itu adalah modus kejahatan. Hingga kira-kira 2 tahun lalu seorang teman saya yang baru keluar dari Mal Taman Anggrek, di kerubuti beberapa orang dan dengan modus serupa itu, kemudian teman saya dibawa menggunakan mobil minibus (sejenis suzuki carry). Dan akhirnya uang tabungannya dikuras habis (hampir 10 juta). Dan dia dikasih ongkos 20ribu untuk naik taksi pulang. Dan saat teman saya melaporkan kejadian tersebut ke kantor polisi, ternyata katanya kejadian tersebut bukan yang pertama kali. Tapi kenapa ya modus yang sama selalu terjadi lagi dan lagi ?

Berikut posting lainnya yang mengisahkan pengalaman serupa:
saya kaget mendengar berita mengenai penculikan di daerah grogol,......tapi saya juga tidak heran karena saya sewaktu kuliah di trisakti pada tahun 1994 pun pernah mengalami hal serupa tapi tidak sampai di culik,..hanya di todong,.....dulu motif nya ada seorang anak kecil yang mencoba meminta uang secara paksa kepada saya , saya pikir anak kecil ini kurang ajar sekali kecil-kecil malakin saya,.......
karena memaksa dan terus memaksa akhirnya saya pukul anak kecil itu,....dan ternyata ,..........setelah di pukul oleh saya keluarlah preman-preman grogol,.......saya di kepung sekitar 10 orang dengan masing masing membawa senjata tajam dan menodongkan ke arah saya,...........dan saya tidak kalah gertak dengan mereka dan saya tanya kepada mereka, apa yang mereka mau ?.. hanya isi dompet dan jam tangan saya,......akhirnya saya berikan semua uang dan jam tangan saya,..........,....akhirnya saya pulang dengan selamat dan setelah itu saya melapor kepada polisi ,.....dan jawaban polisi hanya biasa-biasa,...............ohh itu biasa,....................akhirnya saya pulang saja,.....percumah lapor polisi ,...( pada saat itu ),............................
jadi di grogol adalah daerah yang sangat rawan,..............

Tentunya sharing yang dilakukan teman-teman di milis menjadi pengalaman berharga untuk kita agar lebih waspada . Karena situasi ekonomi yang serba sulit seperti ini modus kejahatan akan semakin tak terduga, Curiga boleh saja terhadap hal apapun yang terindikasi negatif bagi dirikita, karena pencegahan awal dari incaran pelaku kriminal adalah diri kita yang sigap akan situasi yang terjadi disekeliling kita.

Read More......

Thursday, April 26, 2007

40% WARGA JAKARTA AKAN MENGENDARAI SEPEDA


Foto by cicle.org
Melaju: Pengguna sepeda melaju di tengah kemacetan lalu lintas.

Tak disangakal, tingkat polusi udara di Jakarta tergolong tinggi. Dan kata macet sudah sangat membumi bagi warga Jakarta. Dua hal inilah yang identik dengan Kota Metropolitan ini. Banyak solusi yang telah diberikan dari Pemda DKI maupun para pakar transportasi untuk mengatasi kedua hal itu. Yang akhir-akhir ini mengemuka adalah dengan mengangkat wacana penggunaan sepeda sebagai sarana transportasi . Salah satu Komunitas yang aktif menyuarakan ini adalah Bike To Work (BTW). Komunitas BTW inipun telah aktif menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi dikesehariannya. Wacana bersepeda ini yang akhirnya melahirkan tuntutan agar disediakan jalur khusus bersepeda di jalan raya ibu kota.
Pengamat transportasi, Darmaningtyas pun turut mengamani wacana bersepeda bagi warga Jakarta. Ia menyatakan "Kalau budaya bersepeda itu mau dijalankan, bikin dulu jalur-jalurnya. Karena dengan begitu masyarkat akan tertarik, di samping kita juga harus membenahi sistem angkutan umumnya," .Ia optimistis jika hal ini dapat dilaksanakan di DKI Jakarta, 40 persen dari penduduk Jakarta akan menggunakan sepeda. Ia mencontohkan, di Bogota pada awal pembuatan jalur sepeda tahun 2004, jumlah sepeda yang lalu lalang hanya sekitar tiga persen atau 210 ribu penduduk negara itu. Namun pada tahun 2006, jumlah pengendara sepeda bertambah hingga menjadi 16 persen. Di Bogota sendiri awal-awalnya juga sedikit, sekitar tiga persen dari tujuh juta jumlah penduduknya. Tapi 2006 sudah menjadi 16 persen. Dan saya yakin dalam jarak tempuh kurang dari 5 kilometer orang pasti akan menggunakan sepeda, artinya besar kemungkinan 40 persen penduduk di Jakarta akan menggunakan sepeda," katanya.
Menarik memang apa yang disampaikan pengamat transportasi ini. Sepertinya hal ini dapat menjadi salah satu solusi untuk menagatasi kemacetan lalu lintas dan polusi udara di Jakarta. Tentu secara teknis pengadaan jalaur khusus bersepeda di jalan raya menjadi komponen penting yang harus disiapkan Pemda DKI untuk memancing dan menumbuhkan minat warga melirik bahkan beralih ke sepeda sebagai alat transportasinya. Pemaparan diatas memang terbilang ideal . Kenyataanya pastilah sulit sepeda bersaing dengan kendaraan bermesin khususnya motor. Karena kepemilikan motor sangat mudah. Selain harga yang terjangkau , konsumen dimanjakan dengan fasilitas pembelian secara kridit dan sangat mudah proses mendapatkannya. Dengan menggunakan motor, pengendara hanya tinggal memutar gas, duduk manis, tanpa perlu bersusah-susah dapat mengelilingi Jakarta. Tentunya berbanding terbalik dengan menggunakan sepeda yang membutuhkan effort lebih bagi penggunannya. Mampukah sepeda bersaing dengan kendaraan bermotor ini di jalan Jakarta?




Read More......

Wednesday, April 25, 2007

BERKENDARAAN LEBIH BAHAYA DIBANDINGKAN JADI TENTARA


Foto by Mediaindonesi.co.id
Dominasi: Pengendara motor mendominasi jalan-jalan di Jakarta.


"Ternyata resiko berkendaraan itu lebih berbahaya dibandingkan resiko menjadi tentara". Terbukti korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia pertahunnya mencapai angka 11.000 dari 20.000 korban tewas akibat kecelakaan. Jumlah korban tewas sebanyak ini melebihi jumlah prajurit kita yang gugur saat melakukan operasi militer, hal ini di ungkapkan Presiden SBY saat meresmikan Pekan Keselamatan Transportasi darat di TMII, Senin 23 April lalu (detik.com). SBY sangat prihatin karena korban tewas itu kebanyakan dalam masa usia produktif. Bahkan sebagian besar adalah tulang punggung keluarga.
Hari ini, Dirlantas Polda Metro JayaKombes Pol Djoko Susilo menyatakan 60 % kecelakaan lalu lintas adalah pengendara sepeda motor. Selama bulan Januari - Maret 2007 terdapat 88 korban tewas akibat kecelakaan pengendara roda dua . Pernyataan ini dikutip dari detik.com
Kalau melihat data diatas tidak berlebihan memang pernyataan SBY bahwa " resiko berkendaraan lebih besar dari resiko menjadi tentara " adalah benar adannya. Permasalahan transportasi di Indonesia memang bak lingkaran setan. Sangat sulit mencari akar permasalahannya. Selain infrastruktur yang belum memadai, faktor atitud pengendara adalah hal dominan menyumbang tingginya angka kecelakaan di Indonesia. Pertumbuhan kendaraan di Jakarta juga menjadi penyeban meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas. Pertumbuhan motor di Jakarta setiap harinya mencapai 1500 unit. Bayangkan betapa padatnya lalu lintas Jakarta dikepung pengendara motor. Pastilah pemandangan ini merupakan keseharian warga Jakarta. Tidak adil juga rasanya menyalahkan pengendara roda dua . Bagi kebanyakan warga Jakarta, motor dianggap jenis angkutan yang paling murah dan efesien. Hanya dengan Rp 10.000 atau 2 liter bensin perharinya, segala aktivitas transportasi terpenuhi. Jika menggunakan angkutan umum pastilah budget nya akan jauh membengkak. Selain itu masalah kenyaman dan keamanan di dalam kendaraan umum yang masih memprihatinkan menyebabkan sebagian warga enggan menggunakan fasilitas ini. Bus way yang dijadikan model transportasi modern bagi Pemda DKI pun masih belum mampu menyelesaikan masalah transportasi warga Jakarta. Ya ...akhirnya semua dikembalikan kepada individu pengendara. Melatih diri untuk menjadi pengguna jalan yang baik, toleransi antar pengguna jalan adalah hal yang mungkin akan mampu menekan angka kecelakaan.

Read More......

Tuesday, April 24, 2007

17 KORUPTOR YANG ENAK - ENAKAN DISINGAPURA


Foto by liputan6.com
Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh
Kejar koruptor: Menjadi PR bagi aparat KejaksaanAgung yang dikomandani Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh untuk mengejar para koruptor yang bersembunyi di Singapura.

Daftar 17 nama koruptor yang sekarang sedang enak-enakan di Singapur versi ICW (Indonesian Coruption Watch) seperti yang ditulis detik.com :
1: Syamsul Nursalim kasus BDNI merugikan uang negara Rp 6,9 triliun dan US$ 96,7 juta.
2: Banbang Sutrisno kasus Bank Surya merugikan negara Rp 1,5 triliun
3: Adrian Kiki Irawan kasus Bank Surya merugikan uang negara Rp 1,5 triliun
4: David Nusa Wijaya kasus Bank Sertivia merugikan uang negara Rp 1,26 triliun.
5: Samadikun Hartono kasus Bank Modern merugikan uang negara Rp 169 miliar
6: Agus Anwar kasus Bank Pelita merugikan negara Rp 1,9 triliun
7: Irawan Salim kasus Bank Global merugikan negara US$ 500.000
8: Sudjiono Timan kasus BPUI menrugikan negara US$ 126 juta
9 - 13 : Mantan direktur dan komisarais PT MBG yaitu : SH,HH,TS, GS dan TWJ kasus BPPN Senin merugikan negara Rp 60 miliar
14:Hartono Tjahdjaja dalam kasus BRI Senen merugikan negara Rp 160 miliar
15:Nader Taher kasus Bank Mandiri merugikan negara Rp 24,8 miliar
16:Maria Pauline Lumowa dalam kasus BDNI merugikan negara Rp 1,9 triliun
17:Atang Latif dalam kasus Bank Bira merugikan negara Rp 155 miliar

Setelah mengemplang uang negara para koruptor ini aman sejahtera hidupnya di Singapura. Menjadi PR bagi jajaran Kejaksaan Agung untuk mengejar dan membawa kembali aset-aset milik para koruptor ini. Para koruptormelarikan diri ke singapura melihat celah hukum yang melindungi mereka karena masih tertunda-tundanya penandatanganan perjanjian ekstradisi antara pemerintah Indonesia dan Singapura.
Memang enak benar jadi koruptor dinegeri ini, setelah kenyang memakan uang negara, mereka bisa santai-santai disingapura dengan tenang, kalaupun mereka berhasil ditangkap dan dikandangkan dipenjara, tetap saja mereka dapat menikmati hidup dengan aman dan tenag. Karena sistem penjara di Indonesia masih dapat tergadaikan dengan uang. Dengan uang mereka bisa memberi kebebeasan dan kenyaman walaupun raga mereka ada dipenjara.

Read More......