Tuesday, June 26, 2007

SBY TURUN KE LUMPUR

Kehadiran SBY di Sidoarjo, Senin kemarin untuk memantau perkembangan lumpur Sidoarjo cukup manarik untuk diikuti dan dikritisi. Bahkan Presiden SBY pun "ngantor" di Sidoarjo malah sempat melakukan Sidang Kabinet Terbatas dengan beberapa menteri dan pemerintah setempat. Kunjungan SBY ini bagian dari tindak lanjut pertemuan antara para perwakilan korban lumpur Lapindo di kediaman SBY di Puri Cikeas pada Minggu 24 Juni lalu. Kabarnya Presiden SBY sempat meneteskan air matannya saat mendengar pemaparan para perwakilan korban Lumpur Lapindo. Simpati yang manusiawi telah ditunjukan Presiden SBY dihadapan rakyatnya. Sampai hari ini Presiden masih berada di Sidoarjo untuk memantau langsung situasi terakhir "lautan" Lumpur Lapindo
Namun kehadiran Presiden SBY di Sidoarjo juga layak untuk dikritisi, karena belakanngan ini santer tentang wacana interplasi dari anggota dewan tentang Lumpur Lapindo. Apakah kunjungan ini untuk menetlasir wacana interplasi?. Selain itu kunjungan SBY kali ini juga dinilai beberapa kalangan tidak efektif dan tidak mempunyai agenda kerja yang jelas. Toh semua kebijakan presiden tentang penaganan Lumpur Sidoarjo sudah tertuang dalam Instruksi Presiden yang telah diterbitkan. Justru para pembantu presidenlah yang harus "gesit" menangani masalah ini. Sepertinya para menteri terkait justru berlindung di ketiak presiden dalam masalah Lumpur Sidoarjo. Tidak bisa dipungkiri Lumpur Lapindo membawa persoalan yang berimplikasi sangat luas, baik sosial ekonomi juga politik. Perlu digaris bawahi nampaknya masalah lumpur ini telah diseret kelembah politik. Apalagi dengan semakin dekatnya Pemilu 2009. Para menteri yang notabene adalah representasi dari Parpol tentu akan sangat hati-hati untuk melangkah dalam penyelesaian lumpur di Sidoarjo, karena jika mereka sampai "tercemplung" masalah lumpur panas ini, akan berakibat pencitraan yang tidak baik pada Pemilu nanti.
Mudah-mudahan kunjungan Presiden SBY di Sidoarjo dapat segera mengkongkritkan tindakan pemerintah untuk menanggulangi segala aspek yang diakibatkan dari luapan lumpur panas Lapindo. Lagi-lagi masyarakat para korban lumpurlah yang paling menderita akan musibah ini. Mereka hanya berharap pemerintah segera membantu penyelesaian ganti-rugi atas lahan dan harta yang hilang atas musibah ini. Karena janji telah terucap baik dari mulut pengusaha pengelola Lapindo dan diamini pemerintah. Hari-hari panjang penuh penderitaan telah dilalui warga korban Lumpur Lapindo. Segeralah akhiri penderitaan rakyat. Penderitaan dan kesengsaraan yang makin berkepanjangan bisa menjadi bibit kerawanan sosial yang makin menambah persoalan.

No comments: