Thursday, May 3, 2007

PERSOALAN KLASIK DALAM DUNIA PENDIDIKAN NASIONAL

Tanggal 2 Mai Rabu kemarin, adalah hari pendidikan nasional. Dan ternyata masih saja dunia pendidikan Tanah Air Hari mengalami masalah yang sama dari tahun ketahunnya. Persoalan yang paling klasik adalah kurikulum yang selalu berubah-ubah dan kurangnya anggaran yang disiapkan pemerintah.
Presiden SBY saat kampanye Pilpres lalu pun menjanjikan akan menaikan anggaran pendidikan, toh kenyataan nya sampai saat ini janji itu masih belum terwujud. Memang ada peningkatan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN, namun praktiknya anggaran itu belum juga terealisasi padahal Mahkamah Konstitusi sudah mengesahkan keputusan itu pada uji materi undang-undang pendidikan.
Memang issue seputar dunia pendidikan menjadi salah satu senjata yang ampuh untuk menarik simpati massa saat kampanye. Selalu didengungkan tentang kenaikan angaran pendidikan, kesejahteraan guru, Pengangkatan guru honorer menjadi pegawai negeri menjadi retorikayang kerap didengungkan para kontestan saat kampanye.Namun kembali janji tingalah janji jauh dari bukti.
Berkaitan dengan angaran, potret muram dunia pendidikan nasional ini tercermin di Jakarta. Menurut Pemda DKI ada sekitar 220 gedung SD dan SMP yang rusak, dan baru 9 sekolah yang diangarkan untuk direnovasi.Bayangkan Ibu Kota Negara saja mempunyai masalah seperti ini, bagaimana dengan daerah –daerah lainnya, apalagi daerah terpencil di bumi pertiwi ini.
Persolan lain yang kembali mengemuka pada peringatan hari pendidikan nasional kali ini, banyak fihak menyoroti tentang keefektipan pelaksanaan ujian nasional. Apakah hanya sistem ini yang dianggap sesuai untuk menentukan kelulusan para siswa untuk menempuh jenjang yang lebih tinggi.Sistem penilaian yang dianggap tidak transparan,kebocoran dan kecurangan pada pelaksanaan ujian nasional menjadi catatan penting untuk mengkaji keefektipan ujian nasional.Harusnya pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional berani melakukan terobosan untuk mencoba metode selain ujian nasional.
Semoga ditahun-tahun yang akan persoalan klasik itu tidak terdengar lagi, berganti dengan makin membaiknya mutu pendidikan nasional. Amien...

No comments: